Lihat ke Halaman Asli

Theresia RE Manurung

A simple binoculars

Gereja Sesungguhnya

Diperbarui: 30 Juni 2021   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mengenal Gereja, kebanyakan komunitas mengenalnya sebuah bangunan yang biasanya digunakan umat agama Kristen untuk melakukan ibadah. Sebatas itukah? Tentu tidak. Sama halnya dengan nama seseorang, jika nama pasti memiliki makna atau sejarah, Gereja juga memiliki makna dan bahkan sejarah.

Dimasa perkembangan penggunaan kata Gereja, William Tyndale (1522) sempat menamai Gereja dengan "congregation" yang mana bertujuan ke makna "the Invisible Church" sebagai Gereja Sejati. Namun ternyata penamaan itu di bantah oleh kepala Gereja Katolik dengan alasan terjemahan palsu. Ada banyak lagi problematika dalam perkembangannya.

Gereja atau Ekklesia (Yunani) tidak hanya berada dalam ranah problem penamaan. Apa atau siapa Gereja sebenarnya, belum sepenuhnya orang-orang pahami. Dalam komunitas, Gereja merupakan organisasi, artinya tidak lepas dari structural kepemimpinan. Jelas gereja memiliki pemimpin, lepas dari Yesus yang merupakan pemimpin sejati. Seperti Pendeta atau pimpinan jemaat lainnya.

Secara teologisnya, Gereja bernaungan dari dari Yesus, setelah Yesus Kristus terangkat ke Surga, seluruh murid-murid mendapat curahan Roh kudus Kristus dan kemudian diperintahkan untuk menyebarkan injil keseluruh dunia, demikian pula terbentuknya ke-Kristenan. Kemudian dengan perkembangan sejarah selanjutnya, muncullah rasul Paulus, seorang yang dahulunya benci dan penindas Kristen, yang telah bertobat dan kini menjadi rasul bagi orang-orang Kristen. Paulus memberitakan injil dengan keberanian yang besar, terlebih melawan hujatan orang-orang atas profesinya sebelumnya.

Kata Gereja tentu tidak lepas dari kata Kristen, karena keKristenan beranjak dari Kristus yang menjadi batu tongkat penjurunya (1 Petru 2:1-10). Oleh sebab itu, Gereja atau Ekklesia sesunggunya adalah kumpulan orang-orang yang kembali dari kegelapan menuju terangnya Kristus. Point pentingnya, Gereja adalah orangnya, bukan sekedar bangunan yang hanyalah simbolik atau tempat berkumpulnya orang-orangnya.

"Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:"(1 Petrus 2:9).

Namun, bagaimanakah Gereja sekarang? Pemaknaan sebagai komunitas membuat banyaknya ancaman keberadaan Gereja di dunia ini. Seperti pemboom-an Gereja, pembakaran Gereja, yang pastinya banyak mendatangkan korban. Dan membuat umat takut untuk ke Gereja. Tentu ada maksud atau alasan tertentu dari yang melakukan. Tetapi hal ini hanya membuat ketrandingan topic pembicaraan. Sungguh tak berguna.

Gereja sesungguhnya memiliki keyakinan dan kepercayaan yang kokoh, akan tetap mendirikan Gereja itu. Tanpa bangunan, tidak masalah. Tetapi Iman, itu jauh lebih utama pentingnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline