Lihat ke Halaman Asli

Anjas Permata

TERVERIFIKASI

Master Hypnotherapist

Jangan-jangan Kita Semua adalah "Habib"

Diperbarui: 13 Desember 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kaligrafi Muhammad | Sumber: https://bincangsyariah.com/

Akhir-akhir ini kita disuguhi dengan banyaknya pemberitaan kontroversial soal perilaku seorang ulama yang menyandang gelar Habib. 

Kalau mau diingat lagi, beberapa waktu yang lalu juga ada Habib yang melakukan kekerasan penganiayaan hingga berakhir di hotel prodeo. 

Apakah perilaku tersebut dapat dibenarkan? Dan bagaimana kita bisa memaknai gelar Habib dari perspektif yang berbeda?

Malam itu aku menyelesaikan bab terakhir buku yang sangat mencerahkan berjudul "Nur Muhammad, Penyebab Terciptanya Alam Semesta" karya Ir. Agus Haryo Sudarmojo. Aku sebut mencerahkan karena keseluruhan isi bukunya sarat akan pemikiran-pemikiran sufisme yang dikombinasikan dengan ilmu pengetahuan (science)

Perpaduan filsafat, sains dan agama dikemas dalam sebuah literasi yang mudah dibaca serta dipahami siapa saja. Bagiku sendiri buku itu semakin menajamkan pemikiran tentang hakikat manusia dan alam semesta yang sesungguhnya.

Sudah sejak lama pertanyaan tentang bagaimana asal usul alam semesta ini terbentuk menjadi sebuah topik menarik yang diperbincangkan dan diteliti. Berikut empat teori populer hasil dari penelitian para ilmuwan tentang proses terbentuknya alam semesta.

Teori Kabut

Lebih dikenal dengan teori Nebula pertama kali dicetuskan oleh Emanuel Swedenborg pada tahun 1734 yang disempurnakan oleh Imanuel Kant tahun 1775. Teori menjelaskan bahwa terbentuknya tata surya dimulai dari sebuah bola kabut raksasa.

Kemudian ada materi-materi yang terlepas dari bola kabut tersebut. Sementara bola kabut tetap panas menjadi matahari, materi-materi yang terlepas kemudian dingin dan berubah bentuk menjadi planet.

Teori Bintang Kembar

Polpuler pada tahun 1930-an, teori ini dikemukakan oleh seorang astronom asal Inggris bernama R.A Lyttleton. Mula-mula ada dua matahari kembar yang saling mengelilingi. Kemudia salah satu matahari ditabrak oleh bintang yang sedang melintas sehingga hancur berkeping-keping menjadi materi-materi kecil.

Materi-materi tersebut kemudian mengelilingi matahari dan berubah menjadi planet. Hal ini menjelaskan bagaimana Tata Surya terbentuk. 

Setelah beberapa lama berkembangnya ilmu pengetahuan, teori ini tidak mampu menjelaskan bagaimana dengan planet-planet yang ditemukan diluar Tata Surya. Dari waktu ke waktu terus saja ditemukan bintang baru yang terdiri atas miliaran planet.

Teori Keadaan Tetap

Diperkenalkan pertama kali oleh H. Bondi, T. Gold dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge pada tahun 1948. Mereka mengatakan bahwa alam semesta ini tidak ada awal dan tidak ada akhir. 

Teori ini juga menganggap bahwa alam semesta tidak terhingga luasnya. Alam semesta dianggap selalu sama seperti ini dan tidak pernah berubah. Namun teori ini akhirnya dipatahkan oleh para fisikawan yang menemukan gelombang mikrokosmis dari teori ledakan besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline