Gegara gempa bumi berkekuatan 6.1 SK Maharaja tertimpa musibah. Untung saja ketika itu hulubalang bersigap meng evakuasi raja kelapangan bola didepan istana. Tak pelak bahu kiri raja terkena juga jatuhan plafon sehingga memar. Trauma melanda Maharaja, kenapa saya sebagai orang nomor satu di kerajaan bisa tertimpa reruntuhan padahal bangunan Istana kokoh perkasa. Bagaiman pula dengan rakyatku disana tentu mereka lebih menderita.
Secara psikis raja sangat kuatir atas keselamatan diri. Demikian pula dengan rakyat jelata di seantero nusantara. Kalau boleh di bilang Maharaja takut mati, tidak juga. Namun sejak gempa bumi dahsyat itu Maha Raja tidak berkenan lagi tidur di kamar istana. Beliau kuatir gempa susulan lebih dahsyat. Oleh karena itu diperintahkan kepada hulubalang membangun tenda di lapangan bola.
Prinsipnya Maharaja tidak ingin tidur di bawah atap bangunan gedung beton bersebab takut keruntuhan. Pemikiran beliau apabila tinggal dibawah tenda maka resiko itu bisa di kurangi bahkan di hilangkan. Oleh karena itu Titah bersabda bangun tenda di depan istana. Sementara para hulubalang membangun tenda Sang Maha Raja tidak mau lagi masuk ke istana. Malah beliau memerintahkan singasana kursi kerajaan di pindahkan ke lapangan bola.
Permaisuri dan Putra Mahkota risau melihat perubahan sikap Raja. Mereka berdua membujuk raja dengan segala cara agar jangan kuatir tertimpa reruntuhan istana. Malah Putra Mahkota menyarankan supaya ayahnya tercinta mengenakan helm ketika tidur. Paling tidak apabila memang ada gempa bumi jilid dua batok kepala raja bisa terselamatkan.
Tenda pun telah selesai dibangun dengan kualitas hotel bintang lima. Maha raja mengadakan inspeksi keseliling tenda berukuran seluas lapangan sepak bola. Tampaknya raja puas, hanya saja ketika melihat kamar mandi dan kelengkapan nya Raja tertegun sejenak. Namun akhirnya beliau tersenyum bersebab toilet di sediakan sesuai dengan yang ada di dalam istana.
Senja menjelang malam pun datang. Raja memerintahkan hulubalang untuk berjaga di depan tenda secara bergiliran. Tugas utama adalah memberitahu raja secepatnya apabila terjadi gempa bumi. "Siap ! laksanakan " demikian sikap sempurna penjaga sembari memberikan hormat grak menunduk menyentuh bumi. Permaisuri dan Putra Mahkota cemas tak menentu menyaksikan perubahan perilaku Maharaja. Mau tidak mau mereka terpaksa solider ikutan nginap dibawah tenda.
Tepat pukul 00.00 waktu Kerajaan Antah Brantah terdengar suara gaduh. Maharaja berteriak teriak tak menentu sembari berlarian keluar tenda. "Gempa ! Gempa ! Gempa ! " demikian beliau beteriak keras membangunkan seluruh penghuni istana. Raja hanya mengenakan celana kolor tak pun berbaju. Terus saja raja berteriak " Gempa ! Gempa ! Gempa! "
Permaisuri memeluk raja, "sayang tidak ada gempa, kakanda bermimpi rupanya" Raja semakin panik "Tidak tidak tidak, lihat semua bergoyang goyang, lihat tenda ini hampir tubuh, ayo semua berlari menyelamatkan diri" Raja pun berlari kesana sini, hulubalang sibuk mengikuti kuatir raja terjatuh masuk jurang. Akhirnya Maharaja kecapean dan jatuh pingsan. Permaisuri risau "ada apa denganmu wahai kekasihku"
Ternyata mimpi buruk Maharaja berkepanjangan. Hampir setiap malam heboh di seantero istana. Rakyat ikut bersedih dan tak putus putusnya berdoa demi kesehatan jiwa baginda. Dukun dan Tabib serta paranormal pun di cari dari manca negara. Diumumkan maklumat oleh Perdana Menteri "kepada sesiapa yang mampu menyembuhkan Maha Raja maka akan mendapatkan hadiah berlimpah"
Puluhan warga datang mengaku ngaku paranormal namun Maharaja tak jua pulih dari phobia gempa bumi susulan. Terakhir dan terakhir kisah Maha Raja datanglah Mr. Mukidi bin Suin. Sebelum mengobati Raja, Mukidi berkeliling Istana Kerajaan sembari menebar mantra. Setelah itu melalui sembah sujud sempurna Paranormal ini mendekati Raja sambil berbisik. Aneh bin ajaib seketika Maharaja sembuh total. Beliau kini bisa tertawa riang gembira.
Tenda diperintahkan segera di bongkar dan Maha Raja berkenan masuk kembali kedalam Istana Kerajaan.Permaisuri tersenyum bersebab sang suami bisa tidur lelap seperti orang mati. Malam malam berlalu tenang, kini hulubalang ikutan bisa tidur nyenak bersebab tak ada lagi suara gaduh berasal dari mimpi buruk Maharaja sambil berlari meneriakkan Gempa Gempa Gempa..