Lihat ke Halaman Asli

Tetirah Kalam

Lelaki biasa saja.

Tukang Sampah yang Mengangkut Sampah Isi Dunia

Diperbarui: 20 Maret 2016   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

engkau berjalan tenang pelan
dibawah terik mata murka
sempurna sadar jalan pilihan
mengangkut sampah isi dunia

engkau berjalan dengan cinta
cinta yang hanguskan hatimu
kulitmu …. menjadi malam
terbakar debu nafsu kelam

deras nian peluhmu
bak darah lewat ribuan luka
tapi engkau tetap senyum
senyummu jadi nyanyian tujuh bunga

engkau senyum
matamu teduh
aku tertegun
aku malu

lembut engkau meminta
“berikan sampahmu padaku
sampah yang tak tertampung gunung”
“dengan apa ku membayarmu?” tanyaku
“jadilah bunga yang menyanyikan senyumku”
oh… betapa agung

lelaki pengangkut sampah
tiada semarak terbiasa menderita
seperti kena tulah
dikutuk dan ditindas Allah
padahal sampah kita yang ditanggungnya

dan oleh hina di kepala
luka di tangan
kupas di kakinya
kita menjadi bersih
menjadi ceria
menjadi semula

hujan turun tiba-tiba
bergegas aku menjumpaimu
di bukit tengkorak sendiri tengadah
merentang tangan menenggak cawan
lalu tersenyum padaku
“tak akan banjir, sahabatku”

oh… tukang sampah
yang mengangkut sampah isi dunia
betapa arti hadirmu sungguh berharga
kau selamatkan dunia dengan cinta
berbelas kasihan pada penikam hatimu
menjadi damai di hati yang meluluh

wahai Raja pelayan
engkau besar karna merendah
ingatlah akan duli dalam janji
saat kedua kedatangan pahlawan

demi yang mekar di ladang fana
demi nyanyian tujuh bunga
suntinglah hamba




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline