Lihat ke Halaman Asli

Tesalonika

Lahir sebagai penulis dasar

Terima Kasih atau Terimakasih?

Diperbarui: 5 November 2021   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sedang mengetik keyboard / sumber: pixabay.com

Saya kadang-kadang suka mengikuti berbagai webinar yang diselenggarakan oleh suatu instansi. 

Kalau saya sedang mengikuti acara, host mengucapkan salam pembuka dan penutup kepada semua hadirin. Gunanya sudah pasti untuk menghormati waktu yang telah mereka luangkan atau sekadar penyemangat baru. 

Kemudian di setiap akhir acara kalau webinar hanya diselenggarakan melalui WhatsApp Group, pembawa acara berkata,

“Terimakasih untuk semua peserta yang telah hadir di malam ini.”

Tunggu, tunggu. Penulisan kata di atas ada yang salah enggak? Kejadiannya enggak sekali, dua kali, soalnya di saya. Kalau di Kompasianer sendiri, bagaimana?

Kebanyakan orang tidak memahami kategori kata majemuk. Apabila kita menemukan dua kata yang disejejerkan, alias punya satu makna sama atau istilah khusus, semua unsur ditulis serangkai.

Apa yang membedakan antara penulisan dua kata disambung dengan dipisah?

Kompasianer perlu mengetahui ciri khas dari penulisan frasa disambung itu termasuk kategori morfem bebas; maknanya dianggap padu. Sebaliknya, ciri-ciri pada penulisan dua kata atau frasa dipisah ialah makna tidak dianggap padu; digolongkan sebagai morfem terikat.

Ilustrasi cek kamus / sumber: pixabay.com

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline