Lihat ke Halaman Asli

Ardis Family

Kumpulan Kisah Perjalanan Keliling Dunia

Banjir Arab, Sebuah Pandangan Berbeda

Diperbarui: 8 Desember 2018   12:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua Minggu Setelah Banjir Bandang 15 November Di Fahaheel Kuwait dok pribadi

Saya sedang santai sambil termenung menung di salah satu Hotel di Bali. Tiba tiba ada pesan WA masuk dari seorang teman di Surabaya. Bagaikan disambar petir saya terkejut luar biasa. Teman saya tersebut memberi tahu bahwa Saudi, Bahrain, UAE, Oman, Qatar dan Kuwait sedang hujan lebat berhari hari dan terjadi bencana banjir bandang. Ratusan mobil hanyut terbawa arus deras banjir. Tidak ketinggalan photo, video dan screenshot diskusi WA Groupnya dikirim ke WA saya.

Sandal Yang Tertinggal Pemiliknya Sibuk Bermain Air dok pribadi

Yang membuat saya terkejut bukan hujan dan banjir bandangnya, tetapi screenshot diskusi WA Group teman saya tersebut. Banyak yang heran Arab hujan dan banjir. Komentarnya  lucu lucu, ada yang komentar 'Arab sedang di azab Allah' sampai 'pertanda hari kiamat'. Hadeeeeh, jaman mbah google kok masih banyak yang tidak tahu iklim dan cuaca di Arab. Jangankan hujan dan banjir, salju aja ada di Arab sejak jaman dulu. Baca : Salju Arab Yang Selalu Bikin Heboh.

Akhirnya saya jadi menjelaskan juga.

Pantai Al Kout - Fahaheel Ini Indah Sebelum Diterjang Banjir Bandang 15 Nov 2018 dok pribadi

HUJAN

Hujan itu rutin terjadi di Arab setiap memasuki musim dingin. Biasanya antara October-November. Tahun ini hujan lebat turun pertengahan bulan November. Pada akhir December-February nanti temperatur rata rata di Arab sekitar 5 Deg C, tetapi didaerah yang tinggi dan bergunung gunung selalu turun Salju. Iklim Subtropik itu memang sangat panas saat musim panas dan  sangat dingin saat musim dingin.

Pantai Al Kout Fahaheel Dalam Perawatan Tembok Beton Saja Bisa Hanyut Diterjang Banjir dok pribadi

BANJIR

Banjir sudah pasti akan terjadi dimana mana meskipun hujannya tidak terlalu deras. Kenapa ?  Karena vegetasi sangat sedikit sekali, akar pohon tidak cukup banyak untuk bisa menahan air hujan. Disamping itu, di Arab nyaris nggak ada sungai dan selokan. Air selalu mengalir bebas menuju ke tempat yang lebih rendah semaunya. Cuma Sungai Nil di Mesir dan Euphrate di Iraq/Syria saja yang patut disebut sungai. Yang lainnya sungai sungaian buatan untuk  shooting film dan selfie doang.

Pantai Berantakan Al Kout Hilang Sudah Keindahan Pasir Putih Di Pantai Ini dok pribadi

System drainase di Arab beda dengan di Indonesia. Semua limbah rumah tangga dialirkan melalui pipa ke waste facility. Selokan kalaupun ada juga sebagai hiasan saja karena tidak terhubung satu dengan lainnya dan selalu kering sepanjang tahun. Buat apa membangun system drainase kota kalau hujan hanya seminggu saja per tahunnya.

Seperti Sungai Kering Air Mengalir Ke Laut Di Tempat Ini Dengan Deras 2 Minggu Lalu dok pribadi

BANJIR BANDANG

Ooooh So Pasti. Aneh kalau di Arab tidak terjadi banjir bandang. Air selalu mengalir dari daerah yang tinggi ke daerah yang lebih rendah menuju laut. Mobil, truk dan benda apapun akan diterjang air yang bergerak dengan kecepatan tinggi. Pasir gurun akan terkikis habis terbawa arus dan menyisakan bekas seperti 'sungai sungai' baru yang kering dalam beberapa jam saja. Kota, taman dan jalanan langsung porak poranda dengan pemandangan yang dramatis.

Tembok Betoh Yang Hancur Diterjang Banjir Bandang dok pribadi

ANTISIPASI
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline