Lihat ke Halaman Asli

Teguh Ari Prianto

TERVERIFIKASI

-

Permainan Masa Kecil Pengundang Kematian

Diperbarui: 8 Oktober 2022   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kerusuhan pendukung tim sepak bola. Photo: https://www.bola.com/indonesia/read/3652029/kasus-kasus-kekerasan-suporter-di-kompetisi-eropa-yan

Perkelahian berlangsung di ujung sungai perbatasan desa tetangga, menyusul kekalahan telak yang diderita tim lawan usai terselenggaranya salah satu sesi kompetisi klub sepak bola antar kampung memperebutkan suatu hadiah bergengsi.

Kejadian yang pernah berlangsung beberapa waktu silam, kampungku mendapat sponsor dari sebuah perusahaan jasa keuangan ternama pendukung sepak bola.

Perusahaan tersebut tertarik untuk menjadi sponsor kompetisi sebagai apresiasi kepada loyalitas pelanggannya sekaligus perluasan promosi perusahaan kepada calon nasabahnya yang baru.

Kami menyebut pertandingan itu dengan istilah "Domba Cup". Selain karena hadiah utama kompetisi itu berupa beberapa ekor domba, dalam permainan yang berlangsung mempertarungkan antar kawan beda kampung.

Kawan-kawan yang tinggal beda kampung itu, juga jago sepak bola, sebagian besar merupakan kawan-kawan yang bergabung dalam sebuah sekolah sepak bola yang sama.

Hobbi bermain sepak bola hampir merajai kesukaan anak-anak dan remaja saat itu. Hobbi ini menggila di kampungku pasca masuknya tayangan televisi pertandingan liga-liga ternama di gelar beberapa tahun terakhir.

Awalnya sepak bola marak sebagai permainan pengisi waktu dan kesukaan sehari-hari di kampung. Jarang sekali kami mengenal kompetisi. Televisi merubah cara pandang orang desa tentang sepak bola. Sejak saat itu banyak orang memikirkan membuat pertandingan resmi antar kampung.

Kemenangan dalam sepak bola menjelma sebagai harga diri sejati bagi penduduk kampung, sehingga upaya memberikan dukungan muncul dari warga kampung dalam setiap pertandingan yang digelar dengan berbagai cara.

Celakanya, penduduk kampung kebanyakan masih awam bagaimana seharusnya menjadi suporter sepak bola yang baik. Hanya kemenangan saja yang diharapkan bagi mereka agar nama kampung mereka tidak tercela.

Mereka tidak mau belajar banyak dari tragedi Kanjuruhan yang pernah terjadi mewarnai perhelatan liga sepak bola profesional yang sering mereka tonton di televisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline