Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Di Atas Kapal

Diperbarui: 21 Juni 2022   10:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kami berangkar malam malam. Saat langit begitu gelap. Tak ada bintang. Dan hanya bulan yang kecil. Ada angin dermaga yang tipis. Aku melihat ayah mengendalikan kemudi kapal. 

Kami memuat segala kebaikan. Pakaian, makanan,  sayuran, minyak solar, dan semua keperluan warga pulau seberang. Mereka menjaga menara suar. 

Kapal menyemai ombak kecil kecil. Malam terus  merayap. Suara mesin begitu berat di telinga. Berada di gladak kapal seperti melihat bentangan hitam,  dan beberapa kerlip lampu kapal lainnya di kejauhan. 

Pagi di tepi pulau. Skoci diturunkan. Bening tepi laut begitu asli. Di sana, sederet pulau pulau kecil melambai. Seperti membawa sepi selama ini. 

Sebelumnya, jelang tiba di pantai ini, ada ikan ikan terbang berkejaran diantara pecahan ombak. Aku menangkap impresi itu. Suatu attraksi yang menarik, yang tak kudapat di daratan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline