Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Menulis, antara Gaya dan Ilham

Diperbarui: 31 Juli 2021   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri.pandangan suasana laut dari atas puncak gunung Geurutee (Barat-Selatan) Aceh. Kabupaten Aceh Jaya.

Menulis butuh relevansi, referensi, konteks dan komitmen. Aku termasuk tipe orang yang suka menulis tentang banyak hal. Walaupun secara teoretis-akademik, para ahli menganjurkan agar fokus pada satu tema dan pokok penulisan: itu memudahkan branding dan sikap ahli anda!

Tapi setidaknya menulis telah menjadi media ekspresi personal, yang dengannya kita bisa meninjau, menganalisa dan memberi makna pada setiap peristiwa, baik mental-fisikal ataupun sosial. 

Hasil tulisan itu mungkin akan memiliki sejarahnya sendiri. Sebelum ia memiliki segmen pembaca khusus. Sebelum tulisan itu mengendap di alam memori sadar publik secara konstan lalu menjadi sedekah jariyah.

Ada beberapa pokok peristiwa (mental dan sosial) yang benar benar mendorongku untuk menulis dan menyajikan perspektif tertentu.

Pertama, gejala dan peristiwa sosial-kemasyarakatan. Peristiwa tersebut kadang muncul  berdasarkan  relasi info dari beragam media, atau berdasarkan kejadian langsung yang mengusik sudut pandangku.

Kedua, pandangan khusus terhadap hal/kajian tematik tertentu. Ini termasuk bagian yang agak rumit, tapi sebenarnya asyik dan membangun sikap akademik. Disini kita butuh ruang dan waktu kerja yang agak lama, mungkin tiga atau satu minggu. Atau hanya sehari. Sebab, porsi ini membutuhkan referensi dan sudut pandang yang lebih luas.

 Misal tentang, perspektif sains dan perkembangannya dalam peradaban Islam, Jejak jejak mafia dalam kehidupan masyarakat, atau, Tinjauan sosiologis terhadap model Dakwah Ust Abd. Somad.

Ketiga, Spontanitas dan Ilham. Walau sebagian besar percaya bahwa ilham itu bisa diundang dengan ragam metoda dan interaksi yang intens terhadap lingkungan, tapi kadang, ilham memang datang spontan, keping peristiwa dan abstraksi pengertian bisa saja tiba tiba meloncat: dalam perjalanan, menjelang tidur atau saat berbincang dan santai.

 Dalam hal ini, biasanya aku berupaya mengingatnya lebih dalam, baru kemudian aku buatkan listnya untuk bisa ditindaklanjuti kemudian. Kelanjutannya bisa menjadi tulisan pendek atau kajian yang dalam atau sekadar sajak dan puisi.

Dokpri. Tradisi literasi di rumah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline