Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Rahman

TERVERIFIKASI

profesional

Kisah Perjalanan Mencari Tuhan

Diperbarui: 23 Juli 2018   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: routard.com

Sepucuk surat elektronik mampir di inbox saya, kemarin. Dari kang Parjo. Teman saya.

"Saya mulai menjadi seorang peragu," tulis kang Parjo dalam suratnya.

Kang Parjo adalah pemeluk agama Islam yang sangat taat, saat pertama kali saya mengenalnya. Itu saya ingat sekali.

Ia menuliskan kisahnya. Dari banyak buku, referensi dan kisah, akhirnya ia mendapati pertanyaan sekaligus fakta; mengapa orang Islam di Indonesia begitu takut dengan "kristenisasi"? Sebaliknya, di Eropa, orang-orang takut "islam".

Pertanyaan dan fakta ini akhirnya menyeret kakinya masuk ke perpustakaan. Ia lalu belajar tentang Kristen.

Ajaran alkitab, akunya, ternyata baik dan nyaman bagi dirinya. Melegakan batin.

Kisah pencarian Tuhan milik kang Parjo ternyata belum usai. Banyak pertanyaan singgah di kepalanya. Ia menemui pedanda dan mendengarkan banyak hal tentang sang Budha, suatu hari. Ia lalu menjadi bimbang.

Pencariannya pada Tuhan akhirnya berujung pada pertanyaan "Mengapa ada banyak Tuhan? Jika semuanya adalah Tuhan yang sama, mengapa ada banyak ajaran?"

Mengapa pemeluk agama X selalu mengatakan X-lah agama paling baik. Sebaliknya, pemeluk agama Y juga mengatakan hal sama; agama Y-lah yang paling benar.

Jika Tuhan benar maha penyayang, mengapa Tuhan membiarkan mahluqNya beragama berbeda-beda? Mengapa Tuhan tidak menjadikan semua mahluqNya beragama sama?

"Saya menjadi seorang peragu," ia ulangi lagi kalimat ini di sepertiga suratnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline