Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Tiga Turis Asing, Ratu Kecantikan dan Pengemis Anak di Kota Tua Jakarta

Diperbarui: 29 Mei 2022   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taman Fathillah: Dokpri

Kota tua Jakarta merupakan salah satu ikon ibu kota yang tetap menarik dikunjungi dari waktu ke waktu. Setelah beberapa tahun tidak berkunjung ke sini karena pandemi, akhirnya saya kembali menyempatkan diri mampir pada akhir Mei 2022. 

Kalau dulu saya beberapa kali ke sini menggunakan kendaraan pribadi dan angkutan umum, kali ini saya lebih suka naik angkutan umum favorit: datang dengan Trans Jakarta dan pulang dengan KRL Komuter.

Naik Trans Jakarta menuju Kota cukup menarik. Selain ekonomis, kita juga bisa melihat perkembangan  pembangunan MRT fase dua di sepanjang Thamrin hingga Kota.  Di sepanjang Jalan Thamrin, kegiatan sudah terlihat sejak Bundaran Hotel Indonesia hingga kawasan Bank Indonesia. Alat-alat berat dan besar terus bergerak di median Jalan Thamrin. Rekayasa lalu lintas dan pemindahan halte Trans Jakarta juga melengkapi kegiatan ini. 

JPO Transjakarta nan Cantik : Dokpri

Selain itu, di sepanjang Sudirman Thamrin, saya juga menyaksikan beberapa JPO Trans Jakarta yang cantik dan ada juga beberapa yang sedang direvitalisasi.  Salah satu JPO dan halte yang menjadi favorit adalah halte Karet Sudirman yang dilengkapi lift kaca dan jembatan terbuka yang konon sangat cocok untuk berfotoria,

Sayangnya, proses revitalisasi Halte Trans Jakarta ini kurang memperhatikan kenyamanan pengguna. Ada beberapa halte yang sedang direvitalisasi misalnya saja halte Dukuh Atas yang sebenarnya belum terlalu lama direnovasi. Sebagian halte lama yang cantik terlihat sedang dibongkar.  Dengan ditutupnya halte ini, pengguna KRL di Stasiun Sudirman harus berjalan cukup jauh untuk naik Trans Jakarta,

Selain itu halte Trans Jakarta Bundaran HI yang sebelumnya sudah sangat cantik dan terintegrasi dengan Stasiun MRT juga sedang direvitalisasi sehingga kembali tidak terintegrasi.  Demikian juga dengan halte di Sarinah yang mungkin ditutup sementara karena pembangunan MRT fase dua. 

Bus Trans Jakarta terus melaju sepanjang jalan Gajah Mada. Di sini kegiatan pembangunan MRT baru terlihat dengan rambu-rambu di sekitar kali Ciliwung yang memisahkan Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk.   Ketika sampai di Glodok, ternyata  jalan Pintu Besar Selatan ditutup untuk arus lalulintas dan hanya disisakan dua jalur khusus untuk Trans Jakarta.  Setiap kali melewati jalan ini, terasa ada yang aneh, yaitu banyaknya bangunan rumah toko yang telah ditutup sejak puluhan tahun. Bahkan banyak lantai dua, tiga atau empat bangunan ini yang ditembok  rapat serta ada juga yang ditinggalkan terbengkalai dengan pepohonan yang tumbuh liar di dalam bangunan.   Konon kawasan ini pernah luluh lantak ketika peristiwa kerusuhan Mei 1998 dan sebagian bangunan masih ditinggalkan begitu saja.

Lift Rusak di Halte Trans Jakrata Kota: Dokpri

Sampai di halte Trans Jakarta di Kota, suasana masih sama seperti sekitar 3 tahun lalu ketika saya mampir kesini. Ramai dan kumuh.   Sebuah lift yang sejak tahun 2017 atau 2018 tidak berfungsi, dibiarkan rusak bertahun-tahun. Rupanya impian untuk menjadikan Trans Jakarta angkutan yang aman dan nyaman untuk kaum disabilitas hanya ada dalam mimpi dan janji saja. Suasana di halte Kota ini sangat kontras dengan halte dan JPO Trans Jakarta di sepanjang Sudirman Thamrin yang sering dibongkar pasang supaya menjadi lebih indah dan instagrammable.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline