Lihat ke Halaman Asli

Taufan Satyadharma

Pencari makna

Obrolan Iblis dan Kenikmatannya

Diperbarui: 23 Maret 2021   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang perjalanan kehidupan ini tidak ada yang tidak menitipkan nikmatnya. Terutama bagi mereka yang bersungguh-sungguh mencari jalan kerinduannya untuk kembali pulang. Meski yang ditemukan seringkali hanyalah gelitik perih dualitas rasa. Tapi dengan hal tersebut, pada akhirnya hal tersebut jualah yang membuat kita tumbuh. 

Selalu ada godaan-godaan datang menyapa dari sahabat karib kita sendiri yang seringkali disebut sebagai iblis. Sedikit teringat tentang sebuah bacaan yang menggambarkan simulasi obrolan Tuhan dan Iblis.

"Aku menginginkan jebakan yang hebat untuk menangkap semua buruan." kata Iblis kepada Sang Maha Kuasa. Karena begitu welas asihNya Tuhan kepada semua makhluk-Nya, Dia pun langsung memberinya emas dan perak, serta kawanan kuda seraya berkata, "kau dapat menangkap makhluk-Ku dengan ini."

"Bagus!" kata Iblis. Namun dalam sekejap, mukanya seketika berubah masam dan dirundung kemurungan. Melihat keadaan Si Iblis, Tuhan lantas menawarkan emas dan batu permata dari tambang yang sangat berharga kepad si pemerkosa keimanan tersebut seraya berkata, "ambillah perangkap ini juga wahai terkutuk."

Melihat pemberian itu, bukannya berterima kasih, Iblis justru meminta pemberian yang lain lagi karena merasa apa yang telah diberikan kepadanya masih terasa kurang untuk bisa menggoda para makhluk yang mendapat perlindungan dari Sang Maha Pelindung.

Lalu diberikannya lagi kepadanya anggur yang begitu manis, lezat, dan juga mahal sekaligus dengan setumpuk kain-kain sutra yang begitu halus dan lembut sehingga menambah keindahan bagi siapapun nanti yang mengenakannya.

Namun sekali lagi, Iblis masih belum merasa cukup dengan segala pemberian itu. Karena menurutnya masih ada lagi golongan manusia yang begitu kuat dan sangat tunduk untuk selalu memuja-Mu. Yang gagah, tangguh, berani, dan sulit untuk dapat mencerai-beraikan mereka. 

Akhirnya, Tuhan memperlihatkan kepadanya kecantikan wanita yang sangat ampuh membuat manusia kehilangan akal dan kendali atas dirinya. Melihat hal tersebut, Iblis begitu riang gembira dan mulai menari-nari seraya berkata, "Berilah aku ini! Aku akan menang dengan ini."

Sedikit perbincangan tersebut memberikan gambaran bahwa Tuhan tidak lantas menutup sifat Maha Pemberian hanya sebatas kepada yang baik dan beramal saleh. Kepada yang terkutuk pun, Dia masih begitu welas asih. Karena hanya Dia Yang Maha Ahad dan Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kita tidak akan pernah mampu menginterpetasikan segala maksud dan keinginan-Nya dalam hidup yang sementara ini.

Oleh karena itu, kita mesti berhati-hati. Sekalipun mengatasnamakan cinta, namun itu tetap berpotensi menyebabkan perpisahan bahkan permusuhan yang memuakkan. Apalagi dengan hal-hal yang molek dan indah, layaknya kecantikan. Kita mesti banyak berlatih menahan diri untuk tidak terlalu hanyut dalam pandangan syahwat tersebut.

Benar, jika kita terkadang dibilang tidak bersyukur atas keindahan pemandangan yang diberikan. Tidak menikmati pemberian terutama kepada rasa yang dianugerahkan untuk selalu tumbuh dan menjaga. Semua itu sangat-sangat bisa dicari pembenarannya. Akan tetapi, kita diingatkan dengan firman-Nya,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline