Lihat ke Halaman Asli

Tasha Salsabillah

Mahasiswa Sastra Indonesia

Anak Muda

Diperbarui: 29 Desember 2022   17:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anak Muda

Dari luar sudah terlihat sangat ramai. Tukang parkir yang berlomba-lomba menarik perhatian para pengunjung agar parkir di tempatnya. Ada juga ibu-ibu maupun bapak-bapak yang menawarkan jualannya kepada para pengunjung dengan teriakan khasnya. Hiruk-pikuk yang telah lama tak kujampai.

Keramaian di luar hanyalah pembuka. Di dalam area wisata tersebut, bangunan lama yang khas, aromanya yang khas, dan keasriannya membuat mata ini tak berhenti melihat sekeliling. Bukan hanya areanya saja yang membuatku bungkam. Para pengunjung dengan berbagai usia pun membuatku ingin berlama-lama mengamati. Benar-benar liburan telah datang, batinku. Perpaduan makhluk hidup di wisata ini benar-benar luar biasa. Para pengunjung dengan tujuan masing-masing datang dengan bahagianya.

Jikalau tak teringat umur dan mengesampingkan bawaanku yang terkesan ribet, mungkin sifat kekanak-kanakkanku akan menuntunku untuk berlarian dari satu tempat binatang ke binatang yang lain tanpa memperhatikan sekitar. Ya, mungkin belasan tahun aku tak berkunjung ke kebun binatang. Surganya para anak-anak yang ingin tahu perihal binatang dan tempat wisata paling diminati ketika liburan.

Kunjunganku ke sini sekadar melepas bosan, namun aku juga mendapat beberapa pelajaran dari kunjangan ini. Jerapah, binatang yang mengingatkanku akan salah satu mantan anggota running man, yaitu Kwang-soo. Ternyata ya benar tinggi adanya. Kebosananku membawaku ke kebun binatang maka selain melihat, mengetahui, dan mengamati, aku juga mencari rombongan yang sedang mencari seseorang untuk dimintai foto.  Kuperhatikan dari jauh....

"Permisi, mbaknya lagi butuh bantuan untuk memotret?" tanyaku.

"Eh, iya, mbak. Mbaknya bisa?" ucapnya kaget.

"Bisa sekali, mbak." ucapku mantap dengan senyum di balik masker.

"Ini ya, mbak." ucap mbaknya sembari memberikan gawainya kepadaku.

Keluarga kecil yang kufoto tersebut memakai pakaian dengan warna yang senada. Sangat indah untuk dipandang. Meskipun adik laki-laki anak dari mbaknya nggak tersenyum dan senyum yang digambarkan di wajah mbaknya membuat foto yang kuambil tadi mewakili kata bahagia. Ah, melihat kebahagiaan orang lain ternyata juga bisa membuat diri sendiri ikut bahagia. Ya, bahagianya nular.

Lalu, aku beralih ke lorong lain sekalian mencari tempat agar aku bisa duduk. Sekarang aku duduk sembari memperhatikan sekitar. Mungkin aku juga termasuk yang diamati karena outfitku tidak sesuai dengan tempatku berada dan aku sendirian. Outfitku adalah outfit resmi berkedok nyaman. Dengan atasan kemeja, bawahan kulot, dan hijab segiempat, serta sepatu sport. Sangat menegaskan anak kuliahan dan beban orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline