Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Komunisme dan Tuduhan Prilaku Komunis di Indonesia

Diperbarui: 24 Januari 2022   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Di awali dengan desas-desus tentang komunis beberapa tahun terakhir ini menjadi issu yang sangat vulgar ditengah kehidupan masyarakat kita di Indonesia.

Beranjak dari desas-desus kemudian secara terang-terangan warga masyarakat bicara tentang komunisme. Terutama issu yang menghadapkannya dengan ideology teology Islam yang merupakan mayoritas penduduk di Indonesia.

Orang mempersepsikan komunis dengan kebijakan pemerintah yang dianggap sengaja bertentangan dengan Islam. Tetapi seharusnya yang perlu diingat bahwa wakil presiden Indonesia saat ini berasal dari ulama bahkan pilihan terhadap Makruf Amin tersebut karena ketuanya Nahlatul Ulama (NU). Jika hipotesa diatas benar, apakah ulama tidak peduli pada agamanya?

Dalam politik memang terlalu mudah orang menjustifikasi terhadap sikap lawan politiknya, walaupun sebelumnya orang yang menjabat dihormatinya setengah mati. Keyakinan terhadap lawan politikpun ditempatkan secara gampang, asalkan berbeda sikap atau persepsi dengan pemikirannya maka merekapun terposisikan sebagai lawan politik. Padahal beberapa waktu sebelumnya rakyat mengelukannya dalam kampanye pemilihan pemilihan rakyat.

Penempatan posisi lawan politikpun tidak karuan, beberapa sebutanpun menjadi penghias pembicaraan ditengah masyarakat, misalnya komunis, PKI, Yahudi dan lain-lain. Apakah secara ideal sikap rakyat sudah tepat sebagaimana disuarakan? Tentu saja berbeda jika tidak karena emosional dihadapan.

Lalu, pertanyaannya kenapa komunisme bertentangan dengan keberadaan negara Indonesia? Tentu secara gamblang kita sebagai warga negara juga cukup paham bahwa negara kita ini sebagai negara agama. Dimana semua warga negara harus memiliki agama sebagaimana tercantum pada Kartu Tanda Penduduknya.

Agama yang diizinkan terdiri dari 5 agama, masing-masing agama Islam,  Kristen Protestan,  Kristen Katolik,  Budha dan Hindu. Lalu bagaimana dengan warga negara yang tidak memiliki agama?  Tentu saja tidak cukup syaratnya menjadi warga negara Republik Indonesia.

Kenapa terjadi pertentangan dengan komunis? Tentu dalam pemahaman ideologi politik bahwa komunis tidak memiliki Tuhan dengan manifestonya. Pada tahapan pengembangan masyarakat komunis disebutkan bahwa tangan tuhan tidak dibutuhkan ketika sistem masyarakat sudah dalam sistem hidupnya yang establish. Begitu kira-kira pandangannya. Penulis tidak mengutip secara letter lux manifesto tersebut tetapi lebih mendekatkan kepada pemahaman yang praktis.

Masyarakat Indonesia sebagai warga negara yang seluruhnya memiliki agama maka sudah wajar komunis bertentangan dengan sistem hidup bangsa Indonesia. Karena profil warga negara itu seharusnya sudah tergolong tertib,  teratur karena semua agama mengajarkan sistem hidup yang beradab. Karena tidak satupun ummat dari kelima agama tersebut yang mengajarkan anti tesis dari itu.

Lalu jika terdapat warga masyarakat Indonesia yang berprilaku diluar nilai-nilai yang berlaku dalam lima agama tersebut, maka merekalah yang sepantasnya di beri lebel komunis.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline