Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Perempuan Kampung Jauh Lebih Kuat dari Lelaki

Diperbarui: 20 Maret 2021   22:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Pixels

Perempuan biasanya dipersepsikan sebagai makhluk lemah yang butuh kasih sayang dari kaum lelaki. Petuah ini berlaku dalam perspektif rumah tangga ketika berhadapan antara suami dan istri dan simpatisan itu berdatangan untuk istri (perempuan) dalam hidup rumah tangga dalam bermasyarakat.

Begitu juga dalam agama bahwa kaum Hawa adalah tulang rusuknya kaum Adam, dengan kata lain perempuan itu adalah bahagian terpenting dari kaum lelaki bahkan bagaikan tulang rusuknya.

Dalam kajian kehidupan berumah tangga antara lelaki dan perempuan sehari-hari tidak selamanya demikian, karena sesungguhnya perempuan nyatanya lebih kuat dari lelaki.

Kenapa begitu? Lihatlah pekerjaan  dalam rumah tangga sesungguhnya yang bertanggung jawab penuh adalah dominan kaum perempuan atau istri, meski ada juga istri yang liar dan tidak bertanggung jawab dalam rumah tangganya.

Perempuan dalam rumah tangga, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumahtangga (tidak bekerja di kantor). Ibu rumah tangga adalah wanita yang banyakmenghabiskan waktunya dirumah dan mempersembahkan waktunya terebut untuk mengasuh dan mengurus anak anaknya menurut pola yang diberikan masyarakat umum (Dwijayannti, 1999, hal. 32).

Dalam bahasa lain dipahami bahwa ibu rumah tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya dipergunakan untuk mengajarkan dan memelihara anak anaknya dengan pola asuh yang baik dan benar (Kartono, 2011, hal.18).

Pengertian Rumah Tangga Islami Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-1, yang dimaksud dengan "rumah" adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal
manusia. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. 

Secara bahasa, kata rumah (al bait) dalam Al Qamus Al Muhith bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, atau bermakna orang yang mulia.

Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah, mawadah dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang). Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana "surga" di dalamnya (Q.S. Ar-Ruum:21).

Jika kita kaji kehidupan dilingkungan masyarakat akar rumput di negeri kita, tentu kita akan benyak mendapatkan data yang mengetengahkan fungsi perempuan atau istri yang sangat bertanggung jawab dalam pemeliharaan keutuhan rumah tangganya.

Pekerjaan-pekerjaan utama dalam rumah tangga yang utama seperti merawat, mendidik dan mengembangkan pendidikan anak pada sebahagian besar keluarga ada ditangan seorang istri. Apalagi suami dalam pekerjaan-pekerjaan yang pendapatannya diperoleh dengan penyitaan waktu dalam rumah tangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline