Lihat ke Halaman Asli

Tarmidinsyah Abubakar

Pemerhati Politik dan Sosial Berdomisili di Aceh

Prof. Amien Rais dan Harapan Kader Antara PAN Reformasi dan Ummat

Diperbarui: 9 Februari 2021   11:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Tarmidinsyah Abubakar

Sebagaimana yang telah diumumkan melalui video dan berita di berbagai media massa, bahwa Prof. Amien Rais telah memutuskan mendirikan partai baru. Sebahagian besar mantan kader di partai sebelumnya menempatkannya sebagai sosok guru.

Rencana politik baru ini mendapat sambutan yang cukup baik dalam perbincangan kader-kadernya. Terutama setelah mendengar nama partai PAN Reformasi, namun setelah mendengar nama partai berbeda dengan harapan, sebagaimana dikembangkan belakangan yakni partai Ummat, kader PAN di daerah kelihatannya agak dingin dalam sambutan kader yang tidak segegap gempita PAN Reformasi. Mungkin saja nama tersebut belum familiar dan belum bathin mereka.

Tulisan ini mengambil sample pada semangat dan harapan dalam konsolidasi kader dan pendiri partai sebelumnya di Aceh. Kenapa Aceh? 

Sebagaimana diketahui bahwa provinsi Aceh adalah salah satu wilayah yang pernah memberi dukungan suara maksimal kepada tokoh reformasi ini pada pilpres tahun 2004 yang berjumlah 56 persen suara.

Namun saat itu Amien Rais tidak masuk pada putaran kedua dalam pilpres dimaksud, akhirnya yang dipilih sebagai presiden Mantan Menkopolhukam dimasa presiden Megawati yakni Soesilo Bambang Yudoyono dan sebelumnya pernah diwacanakan sebagai calon Wakil Presiden yang akan berpasangan dengan prof. Amien Rais, sebelum partai Demokrat memperoleh suara yang lebih besar dalam pemilu.

Aceh sebelumnya merupakan wilayah konflik politik dan senjata,  namun reformasi saat itu dapat memberi suasana lebih tenang di Aceh, apalagi saat itu digaungkan sistem bernegara yang lebih terbuka dengan yang mengedepankan hak-hak politik rakyat. Bahkan saat itu muncul wacana bentuk negara federasi dalam issu politik baru yang dapat menjadi jalan tengah dalam tuntutan masyarakat terhadap sistem bernegara.

Tentu saja hal ini dapat menjawab setengah dari persoalan konflik di Aceh meski tidak sepenuhnya harapan rakyat kala itu yang berjuang untuk merdeka sebagaimana terjadi pada Timur leste.

Sebagai harapan baru dalam perubahan, Amien Rais bahkan dihadiahkan rencong pusaka Almarhum Tgk. Daud Beureueh mantan Gubernur Militer yang sangat disegani dalam sejarah provinsi Aceh, hal ini diharapkan sebagai simbol untuk menegakkan keadilan dalam bernegara.

Kehadiran Amien Rais dalam kancah politik perubahan terutama dalam sistem kepemimpinan negara dari sistem otoriter kepada sistem yang lebih demokratis telah membuka cakrawala dan negosiasi kekuasaan pusat dan daerah, dimana kemudian Aceh berubah sebagai provinsi yang mendapat otonomi khusus. Inspirasi itu tentu dari semangat penerapan demokratisasi dalam pengelolaan negara.

Karena itulah partai yang didirikan Amien Rais mendapat tempat yang baik ditengah masyarakat Aceh bahkan berlaku dimasa-masa konflik. Tentu saja banyak dikalangan masyarakat kemudian mulai bergabung ke partai politik dan menjadi kader partai nasional baik dari akademisi, tokoh masyarakat dan mahasiswa, pemuda serta kaum perempuan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline