Lihat ke Halaman Asli

Higanbana Sang Bunga Kematian

Diperbarui: 20 Agustus 2021   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kknews.cc

Musim semi dan musim gugur di Jepang ternyata identik dengan bunga-bungaan. Kalau di musim semi, bunga Sakura, yang memang menjadi trademark Jepang, bermekaran di seluruh penjuru negeri.

Sedangkan di musim gugur, bunga Higanbana yang bermekaran menjadi daya tarik tersendiri yang mewarnai indahnya musim gugur di Jepang.

Higanbana dikenal juga dengan nama Red Spider Lily. Bunga cantik yang memiliki nama latin Lycoris Rigata ini merupakan salah satu jenis amarilis yang berasal dari Cina dan Korea.

Higanbana bermekaran di Jepang di awal musim gugur, yaitu bulan September. Biasanya pada awal musim gugur di Jepang, sering terjadi hujan yang sangat lebat, sehingga Higanbana sering juga disebut Lili Badai.

Tampilan cantik bunga Higanbana ternyata tidak secantik kisah di baliknya. Umbi bunga Higanbana ternyata memiliki racun yang cukup mematikan. Para petani biasanya menanam Higanbana di sekeliling tanah pertanian atau ladang untuk mencegah hama tikus.

Di Jepang, Higanbana identik dengan perpisahan dan kematian. Bagi penggemar anime mungkin seringkali melihat penampakan bunga ini, saat salah satu karakternya mengalami peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan kematian karakter lainnya.

Higanbana berasal dari kata Higan yang berarti "pantai yang lain", yang oleh orang Jepang diartikan sebagai alam baka tempat berkumpulnya arwah mereka yang sudah meninggal.

Biasanya orang Jepang merayakan awal musim gugur dengan menanam bunga Higanbana di makam orang yang mereka sayangi, sebagai bentuk penghormatan.

Higanbana juga identik dengan perpisahan. Ada mitos yang berkembang di masyarakat Jepang, yaitu bila seseorang akan berpisah atau kehilangan orang yang mereka sayangi, ia akan melihat bunga Higanbana bermekaran di sepanjang jalan yang ia lalui, walaupun belum waktunya Higanbana mekar.

Ada sebab lain yang dipercaya oleh masyarakat Jepang, yang menjadi sebab mengapa Higanbana dijadikan sebagai simbol perpisahan. Hal ini mungkin karena keunikan bunga Higanbana yang tidak pernah mekar bersamaan dengan daunnya.

Jadi kalau bunga Higanbana mekar, daunnya akan mati dan berguguran. Demikian juga sebaliknya, bila tunas daunnya mulai bermunculan, bunga Higanbana juga akan layu dan mati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline