Lihat ke Halaman Asli

Syifa Ann

TERVERIFIKASI

Write read sleep

Melihat Kembali Tragedi Bom Bali 2002 dalam Catatan Kompasianer

Diperbarui: 4 April 2017   18:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bom bali 2002 sumber Arsip Detik.com

12 Oktober 2002, Legian Bali menjelma menjadi neraka, ratusan orang meninggal dan luka-luka setelah bom meledak di sana. Peristiwa tersebut merupakan salah satu peristiwa terorisme terburuk dalam sejarah di Indonesia dan menandai rangkaian teror yang terjadi selanjutnya.

Pasca peristiwa memilukan tersebut, banyak duka di Pulau Dewata, ketakutan menyala-nyala, sejumlah negara tetangga mempertanyakan keamanan Indonesia, hari itu Bali menggoreskan luka yang mungkin tak lekang hingga sekarang. Duka keluarga korban, duka bangsa Indonesia, kita tidak lupa.

Kini, 12 Oktober 2016, 14 tahun sudah pristiwa itu berlalu. 14 tahun sudah bom laknat itu mengeja banyak cerita, kebanyakan pilu.

Pasca 14 tahun tragedi bom Bali satu, apa yang tersisa? Banyak kisah dan kesan terekam dalam tulisan, inilah Melihat Kembali Tragedi Bom Bali 2002 dalam Catatan dan Ingatan Kompasianer.

1.Potret Gadis Manis di Monumen Bom Bali

Berkunjung ke pulau Dewata pada tahun 2010 silam, YusranDarmawan berkesempatan menyinggahi Monumen  Tragedi Bom Bali.

Di Monumen Tragedi Bom Bali, tersebut, Yusran melihat beberapa foto gadis yang sudah mulai pudar. Di bawah nama-nama korban tragedi bom Bali, foto-foto itu dipasang di dekat tiang bendera. Tahulah Yusran bahwa foto-foto itu adalah para korban Tragedi nahas tersebut.

Di depan salah satu foto itu, Yusran melihat seorang pemuda tengah menunduk, memandang foto lalu terisak. Beberapa menit pria itu mematung. Ia berdoa, kemudian mulai bergegas mkeninggalkan tempat itu. Yusran menyempatkan diri menemuinya dan berjabat tangan. Namanya Jim, pria 23 tahun itu, tanpa diminta kemudian bercerita banyak hal pada Yusran. Tentang kenangan Jim bersama adikknya, Maria, tentang Jim yang harus menempuh jarak ribuan mil setiap tahun untuk bisa langsung berdoa di monumen bom Bali.

Mendengarkan Cerita Jim dan melihatnya terisak di depan mata, Yusran bertanya-tanya dan tak habis pikir "Kenapa harus ada bom Bali?" 

Sebuah tanya yang juga menggelayuti benak kita semua.

Artikel yang menyentuh, untuk ulasan selanjutnya bisa dibaca di artikel tersebut.

2. Mengenang Kembali Korban Bom Bali 1

Bagi Tubagus Encep, tragedi Bom Bali 1 yang meledak pada Oktober 2002 memang sesuatu yang pilu dan pedih, tapi menurutnya, peristiwa itu tak melulu harus dikenang dengan kesedihan. Bahkan masyarakat bisa mengambil pelajaran dari tragedi nahas tersebut untuk memperkuat kewaspadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline