Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Kata Kunci Gerakan Literasi, Proses Bukan Hasil

Diperbarui: 26 Oktober 2021   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Banyak orang buru-buru ingin punya hasil. Tapi mereka lupa, apapun ada prosesnya. Tidak akan ada hasil tanpa ada proses. Karena sejatinya, semua yang terjadi esok. Adalah hasil dari apa yang dikerjakan hari ini. Maka harusnya, "dilarang" memikirkan hasil. Tapi pikirkanlah proses, apa yang mau dilakukan hari ini untuk esok?

Kata pepatah "proses tidak akan pernah mengkhianati hasil". Siapa pun yang saat ini sedang berproses untuk mencapai sesuatu. Maka suatu hari nanti, pasti akan mendapatkan hasilnya. Terlepas dari gagal ataupun sukses. Terlepas dari sedikit atau banak tantangan. Asal prosesnya dilakukan, maka hasilnya akan muncul. Karena itu sudah menjadi ketetapan Allah SWT. 

Begitu pula yang terjadi di taman bacaan. Bila taman bacaan dikelola dengan proses yang baik dan benar. Maka insya Allah, pada akhirnya akan mencapai hasil yang optimal. Donasi buku-buku yang kian banyak. Anak-anak yang membaca terus berdatangan. Tamu-tamu berkunjung pun silih berganti. Aktivitas literasi-nya pun kian terprogram dan menyenangkan. Percayalah, taman bacaan yang melewati sebuah proses. Maka pasti, akan sampai di titik yang memuaskan siapa pun. Sebuat saja, taman bacaan from zero to hero.

Proses itulah yang dijalani TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor. Saat berdiri 4 tahun lalu, TBM Lentera Pustaka hanya punya 1 program yaitu taman bacaan dengan 14 anak pembaca. Tapi siapa sangka di tahun 2021 ini, TBM Lentera Pustaka memliki 11 program literasi yang luar biasa, yaitu:

1.   TABA (TAman BAcaan) dengan 160 anak pembaca aktif dari 3 desa (Sukaluyu, tamansari, Sukajaya). Dengan waktu baca 3 kali seminggu, kini setiap anak mampu membaca 5-8 buku per minggu.

2.   GEBERBURA (GErakan BERantas BUta aksaRA) yang diikuti 9 warga belajar buta huruf dengan waktu belajar 2 kali seminggu dan kini terbebas dari belenggu buta aksara

3.   KEPRA (Kelas PRAsekolah) dengan 26 anak usia prasekolah atau PAUD dari keluarga yang tidak mampu dengan waktu belajar 2 kali seminggu

4.   YABI (YAtim BInaan) dengan 14 anak yatim yang disantuni setipa bulan dan 4 diantaranya mendapat beasiswa belajar, dari siswa SD hingga perguruan tinggi.

5.   JOMBI (JOMpo BInaan) dengan 8 jompo usia lanjut yang tidak berpenghasilan dan mendapatkan santunan bulanan

6.   TBM Ramah Difabel dengan 3 anak difabel sebagai sarana aktualisasi diri dan bermain di taman bacaan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline