Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Profil Taman Bacaan Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor

Diperbarui: 8 Agustus 2019   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ada fakta di dekat Jakarta, anak-anak yang terancam putus sekolah. Karena tingkat pendidikan masyarakat-nya 81% hanya SD dan 9% SMP. Bahkan nyata pula, masih banyak anak-anak usia sekolah yang sulit mendapatkan akses buku bacaan. Sebut aja, anak-anak yang terancam putus sekolah dan jauh dari akses buku bacaan itulah yang terjadi.

Berangkat dari realitas itulah, pada 5 November 2017 didirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kec. Tamansari di Kaki Gunung Salak Bogor. Untuk membangun tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak usia sekolah, dari SD-SMP-SMA. 

Dan setelah hampir 2 tajin berjalan, saat ini ada 60-an anak pembaca aktif TBM Lentera Pustaka yang "bergelut" dengan buku di luar jam sekolah. 

Seminggu 3 kali, pada Rabu sore, Jumat sore dan Minggu pagi, mereka selalu berada di taman bacaan untuk membaca. Bahkan hebatnya lagi, kini jelang 2 tahun, tiap anak rata-rata mampu "menghabiskan" 5-10 buku per minggu dibaca. 

Dari membaca buku, diharapkan bisa jadi cara untuk mengubah mind set anak akan pentingnya sekolah. Agar jangan ada lagi anak yang putus sekolah.
 
Sadar akan arti pentingnya tradisi baca dan budaya literasi di kalangan anak-anak udia sekolah, TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) LENTERA PUSTAKA hadir dengan tujuan anak-anak usia sekolah di kampung-kampung yang tergolong prasejahtera bisa mendapatkan akses bacaan. Sederhana, bersama TBM Lentera Pustaka ada aksi nyata untuk "membiasakan anak-anak membaca bukan bermain, mengakrabkan anak-anak dengan buku".

Adalah Syarifudin Yunus, Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka sekaligus pegiat literasi yang telah mengubah garasi mobil yang "disulap" menjadi rak-rak buku bacaan dan tempat membaca. TBM Lentera Pustaka yang diresmikan oleh Teddy Pembang - Camat Tamansari Kab. Bogor, Prof. Dr. Sofyan Hanif - Wakil Rektor III Universitas Negeri Jakarta, Khatibul Umam Wiranu - Anggota DPR RI Komisi IX, dan Dr. Liliana Muliastuti - Dekan FBS UNJ, awalnya hanya memiliki 18 anak pembaca. 

Namun berkat penerapan "TBM Edutainment", sebuah konsep tata kelola taman bacaan berbasis edukasi dan entertainment  kini berhasil  mencetak 60 anak pembaca aktif tiap seminggu 3 kali. Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku, TBM Lentera Pustaka menjadi arena "literasi yang unik dan menyenangkan". 

Karena sebelum membaca selalu ada salam literasi, doa literasi, senam literasi, lab baca tiap hari minggu,  membaca bersuara sebagai ciri khas, dan selalu menggelar event bulanan dan jajanan kampung gratis untuk memotivasi anak-anak demi tegaknya tradisi baca.

"TBM Lentera Pustaka hadir bukan tanpa alasan. Dari kegelisahan sosial akan kondisi masyarakat dan tingkat partisipasi pendidikan yang "terabaikan" maka gerakan membaca buku patut dihadirkan di Desa Sukaluyu Kec. Tamansari Kab. Bogor ini. Saya ingin meninggalkan legacy untuk masyarakat" ujar Syarifudin Yunus yang berprofesi sebagai Dosen Unindra dan tengah studi S3-Program Doktor Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Unpak.

Kondisi demografi yang memprihatinkan dan data statistik masyarakat menjadi alasan penting hadirnya TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak Bogor ini.

1. Banyaknya anak-anak Usia Sekolah. Ada sekitar 3.035 anak-anak usia sekolah di desa ini. Mereka selama ini tidak bisa mendapatkan akses bacaan karena memang tidak tersedia tan bacaan atau buku bacaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline