[caption caption="Akun IG Aurel Hermansyah Diprotect (sumber: IG @aureli.hermansyah10)"][/caption]
Diva pop Indonesia Krisdayanti meradang. Ia tak boleh menghadiri perayaan ultah putrinya Aurel Hermansyah yang ke-17. Yang melarang bukan Anang sang mantan suami, tapi justru suaminya yang sekarang, Raul Lemos. Lho? Di layar tv melalui sejumlah program infotainment akhirnya KD blak-blakan dengan awak media bahwa ada persoalan relasi hubungan antara dirinya dengan sang putri kandung.
KD memang tak boleh datang ke pesta sweet 17 yang digelar super mewah itu lantaran Raul Lemos sang ayah tiri tersinggung dengan tingkah polah anak tirinya itu. Ketersinggungan Raul dan KD bukan pada gaya hidup keluarga Anang Hermansyah yang 'wah' tapi oleh postingan-postingan Aurel di media sosial.
KD mengungkapkan sejumlah keanehan yang dilakukan anak sulungnya di media sosial. Menurut KD, Aurel tak pernah sekalipun memposting fotonya bersama sang ibu kandung. Seolah-olah KD tak pernah ada dalam hidup Aurel.
[caption caption="Postingan Foto di akun Instagram Aurel yang Menimbulkan Kehebohan (sumber instagram @Aureli.hermansyah10)"]
[/caption]
Sebelum ini Aurel memang sempat membuat heboh jagat Instagram setelah ia memposting foto ibu tirinya (Ashanty) dan adik tirinya Arsy. Foto ini sebenarnya biasa-biasa saja, pose maupun dandanan Ashanty pun terlihat biasa, tidak seperti artis lain yang berpose aneh-aneh. Namun yang membuat akun Instagram @aurelie.hermansyah itu dikecam banyak orang ada pada caption fotonya. Aurel memberikan keterangan foto "2 wanita kesayangan aku."
Para haters langsung menyerang akun Aurel dan menuding sebagai anak durhaka karena tak mengakui ibu kandungnya sendiri. Sang ibu kandung KD juga sempat mencak-mencak dengan fakta ini.
Apa yang diperlihatkan Aurel di media sosial adalah sebuah bukti bahwa media sosial itu multi tafsir. Ketika kita memposting materi apapun itu, entah itu foto ataupun teks selalu memiliki dua sisi yang berseberangan. Konten di media sosial bisa dipersepsi baik dan bisa pula sebaliknya. Karena orang pada dasarnya memilki latar belakang berbeda dalam segala hal. Perbedaan pendidikan, suku ataupun status sosial akan memunculkan beragam komentar, positif maupun negatif.
Apakah kita sebagai pemilik akun bebas memposting apapun di media sosial? Jika ini dikaitkan dengan kemerdekaan berekspresi jawabannya iya. Karena akun media sosial yang ada dan kita miliki sepenuhnya adalah milik pribadi dan dibuat sendiri. Sifat media sosial yang terbuka harus disadari laksana pedang yang siap menghunus. Jika postingan kita menarik akan dipersepsi positif, sedangkan jika berisi hal yang berbeda dari kebanyakan orang akan dipersepsi negatif.
Ini berbeda dengan media mainstream yang searah, di mana dampak yang ditimbulkan akibat artikel cetakan koran atau majalah mengalami pelambatan tiba di pembaca. Dan pembaca meski tidak sepakat dengan konten yang ada tak bisa memberikan reaksinya langsung dan seketika. Sementara di media sosial, persepsi itu bisa langsung diwujudkan dengan teks atau balasan foto yang menyatakan dukungan maupun penolakan.
Di sinilah pentingnya penguasaan diri untuk tidak sembarangan memposting apapun. Kecil bagi kita belum tentu jadi kecil pula bagi orang lain. Bisa jadi kecil bagi kita dipersepsi jadi masalah nasional yang bisa membuat orang tersisih, terkucilkan atau mencak-mencak di media mainstream. Beruntung sebagai selebritas Krisdayanti bisa meluapkan opininya menanggapi postingan anak kandungnya Aurel melalui televisi. Karena ia memiliki akses ke media. Bagaimana jika yang dirugikan itu adalah orang biasa yang tak memiliki kuasa ataupun kesempatan tampil di media?