Lihat ke Halaman Asli

catatan kerikil laut

Goresan sang Halu

Tradisi Kacang Jodoh di Wakatobi

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masyarakat wangi-wangi, kab, wakatobi, sulawesi tenggara selalu mempertahankan tradisi unik yang mereka miliki sejak turun temurun yaitu kacang jodoh atau dalam bahasa wanci “ herapo-rapo ”. Tradisi menjual kacang goreng yang di lakukan oleh gadis-gadis remaja (kalambe-kalambe)selama bulan ramadhan dan biasanya di lakukan di depan rumah, pinggir jalan, atau tempat –tempat yang menurut mereka strategis di datanggi para pembeli “anak muda”

Bagi gadis remaja kacang jodoh atau herapo-rapo adalah ajang untuk mendapaatkan pujaan hati sekaligus pendaping hidup,. Biasanya gadis-gadis menyiapkan jualanya mulai dari waktu berbuka puasa sampai berakhirnya shalat tarawih

So, jangan heran jika liburan di wakatobi, khususnya wangi-wangi, sekeliling jalan akan di padati gadis-gadis penjual kacang, uniknya meskipun ada lampu listrik saat mejual kacang penerang yang di pakai masih menggunakan lampu minyak menggikuti leluhur mereka dulu. Dengan gaya sedikit malu-malu mereka (kalambe-kalambe) melayani pembeli yang kebanyakan pria lajang (anamoane) dan jika beruntung transakasi/perkenalan bisa berlanjut ke pernikahaan.

Inti dari tradisi unik ini sebenarnya adalah ajang pertemuan antara muda-mudi (kalambe ke anamoane) untuk menjalin kekerabatan satu sama lain “ jodoh di tangan tuhan”

Jika berminat pengen mempunyai jodoh atau teman orang wanci datang aja ke wakatobi,,biar bisa di buktikan sendiri,




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline