Lihat ke Halaman Asli

Syahrial

TERVERIFIKASI

Guru Madya

Membangun Jembatan Komunikasi antara Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah

Diperbarui: 18 April 2024   05:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen pribadi 

Dalam dunia pendidikan yang dinamis dan selalu berkembang, kolaborasi yang erat antara berbagai pemangku kepentingan menjadi kunci untuk mencapai tujuan mulia mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu aspek krusial yang seringkali terlupakan adalah pentingnya komunikasi yang efektif antara kepala sekolah dan pengawas sekolah. 

Kedua peran ini memiliki tanggung jawab dan otoritas yang berbeda, namun pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan. Dengan membangun jembatan komunikasi yang kuat, kita dapat membuka pintu menuju lingkungan belajar yang lebih kondusif dan berkualitas.

Pertama, komunikasi yang baik dapat membantu menjembatani kesenjangan antara kebijakan dan implementasi di lapangan. Pengawas sekolah, sebagai perpanjangan tangan pemerintah atau yayasan, bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sekolah mematuhi peraturan dan standar yang berlaku. Di sisi lain, kepala sekolah memikul tanggung jawab besar dalam menerapkan kebijakan tersebut di lingkungan sekolah yang kompleks dan dinamis.

Tanpa komunikasi yang terbuka dan transparan, dapat terjadi kesalahpahaman atau bahkan konflik antara kedua pihak. Misalnya, pengawas sekolah mungkin menganggap kepala sekolah tidak patuh terhadap peraturan, sementara kepala sekolah merasa bahwa peraturan tersebut sulit untuk diterapkan karena berbagai kendala di lapangan. Melalui komunikasi yang baik, kepala sekolah dapat menyampaikan tantangan atau kendala yang dihadapi, sementara pengawas sekolah dapat memberikan masukan atau solusi yang konstruktif.

Selain itu, kepala sekolah juga dapat menyampaikan aspirasi dan kebutuhan dari komunitas sekolah, seperti guru, siswa, dan orang tua, sehingga pengawas sekolah dapat menyampaikannya kepada pemangku kebijakan yang lebih tinggi. Dengan demikian, kebijakan yang dibuat dapat lebih sesuai dengan kebutuhan di lapangan dan lebih mudah untuk diimplementasikan.

Kedua, komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan sekolah. Pengawas sekolah memiliki peran untuk memantau kinerja sekolah, termasuk dalam aspek akademik, keuangan, kepegawaian, dan lainnya. Namun, tanpa komunikasi yang baik, pengawas sekolah dapat kehilangan gambaran utuh tentang situasi sebenarnya di sekolah.

Melalui komunikasi yang terbuka dan jujur, kepala sekolah dapat menyampaikan laporan dan data secara transparan kepada pengawas sekolah. Misalnya, kepala sekolah dapat memberikan laporan keuangan yang rinci, data prestasi akademik siswa, atau informasi tentang kinerja guru. Dengan keterbukaan ini, pengawas sekolah dapat memberikan umpan balik dan rekomendasi yang tepat sasaran untuk perbaikan.

Di sisi lain, pengawas sekolah juga dapat memberikan informasi tentang kebijakan dan peraturan terbaru, sehingga kepala sekolah dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik. Komunikasi dua arah ini memastikan bahwa sekolah dikelola dengan lebih akuntabel dan transparan, serta terhindar dari penyalahgunaan wewenang atau sumber daya.

Ketiga, komunikasi yang baik antara kepala sekolah dan pengawas sekolah dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara kedua belah pihak. Kepala sekolah dan pengawas sekolah memiliki perspektif yang berbeda dalam melihat permasalahan pendidikan. Kepala sekolah lebih dekat dengan operasional sehari-hari di sekolah, sementara pengawas sekolah memiliki pandangan yang lebih luas tentang sistem pendidikan secara keseluruhan.

Melalui komunikasi yang baik, kedua pihak dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman. Kepala sekolah dapat belajar dari pengawas sekolah tentang praktik-praktik terbaik dari sekolah lain, strategi baru dalam manajemen sekolah, atau kebijakan terbaru dalam dunia pendidikan. Sebaliknya, pengawas sekolah dapat memperoleh masukan dari kepala sekolah tentang tantangan nyata yang dihadapi di lapangan, seperti permasalahan disiplin siswa, kurangnya fasilitas belajar, atau kendala dalam implementasi kurikulum baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline