Lihat ke Halaman Asli

Syahrani

Baiknya segera memulai. Berhenti berandai-andai.

Melubangi Kapal

Diperbarui: 6 Desember 2022   08:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Laksana melubangi kapal yang kita sendiri berada di dalamnya.

"Ada yang seperti itu Pak?"

Banyak.

Bekerja di perusahaan A, dia jelek-jelekin bosnya, jelek-jelekin kebijakannya, sistem kerjanya.

Bekerja di Kantor B, dia jelek-jelekin pimpinannya, jelek-jelekin rekan kerjanya.

Berbisnis? dia jelek-jelekin foundernya, mentornya.

Ini yang keliru. Kenapa? Karena jelas-jelas kita sendiri berada di dalam sistem tersebut, Kita sendiri berada dalam kapal yang sama.

Kebayang nggak, kalau kapal yang kita naiki beserta penumpang lainnya itu, kita bolongi dengan bor, sedikit demi sedikit. Akibatnya, bukan hanya kita yang rugi, tapi juga orang lain. Lama-kelamaan, airnya semakin banyak. Endingnya? Kapal akan tenggelam. Kita? ikut tenggelam.

Kalau tidak suka dengan kapal dan penumpang yang ada didalamnya, maka yang bisa kita lakukan adalah berganti kapalnya. Keluar. Pilih kapal yang lebih baik.

Kalau tidak mampu? Jagalah kapal tersebut agar bisa sampai ke tujuannya dengan selamat secara bersama-sama. Saling support, saling bantu, saling mendoakan.

"Kalau kapalnya berbeda, boleh dilubangi?"

Nggak boleh juga.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline