Lihat ke Halaman Asli

syafruddin muhtamar

Esai dan Puisi

Merobohkan Rumah Tuhan

Diperbarui: 30 Juli 2022   11:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

arrahim.id

MEROBOHKAN RUMAH TUHAN

Manusia membangun rumahnya sendiri dengan dinding-dinding teori ilmu, menopangnya dengan batu bata eksperimen dan penelitian, atapnya disanggah  balok-balok akal yang merdeka dari nafas Sucinya sendiri.

Manusia membangun peradaban dari keringat alam, yang diikat sebagai budak dalam istana pengetahuan, dan harus melayani seluruh hasrat mewah tubuh-tubuh yang dimesinkan total teknologi.

Manusia hidup mewah dalam istana akal, yang berdiri megah mengangkang di atas rintihan alam, yang dipaksa melacur di ranjang-ranjang para raja, yang selalu aman dalam perlindungan para serdadu berseragam harimau liar padang tandus, dan deretan senjata yang bersiaga dengan otak elektronik.

Manusia dengan kekuasaan yang diramu dari biji-biji debu yang berkeliaran, telah merobohkan rumah Tuhan.  Sebab suara-suara mendendangkan keabadian dari menara dan lonceng-lonceng suci, mengganggu tidurnya pada waktu pagi dan pada waktu petang.

Sumber: Syafruddin (shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam, Kumpulan Puisi, Penerbit Pustaka Refleksi, 2008




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline