Lihat ke Halaman Asli

Buku "Senjata Pusaka Bugis", Sebuah Maha Karya atau Pem-Bugis-an?

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kutuliskan ini bukan dengan Maksud Memprovokasi tetapi sebagai upaya untuk meluruskan...

Bagi saya, buku karya Ahmad Ubbe',  Andi M Irwan Zulfikar dan Dray Vibrianto Senewa ini adalah sebuah Karya Intelektual yang sangat berharga karena didalamnya membahas mengenai sesuatu hal yang jarang diketahui oleh orang banyak Khususnya orang bugis itu sendiri. selain membahas mengenai Pamor, buku ini juga membahas mengenai Landasan Spiritual Senjata Pusaka Bugis. tetapi dilain itu, menurut saya buku ini juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan yang sangat Urgen untuk dibahas.

Saya sangat mengapresiasi dan menghormati niat baik dari penulis buku ini untuk memperkenalkan sekaligus melestarikan sebuah warisan nusantara yang terancam eksistensinya di era kekinian. namun yang kita butuhkan adalah bukan hanya sekadar niat baik untuk melestarikan, tetapi dibutuhkan juga sebuah KEJUJURAN pada setiap hal yang diulas dalam buku ini. Persoalannya di dalam buku SENJATA PUSAKA BUGIS ini penulis juga memasukkan Gambar-gambar dan ritual adat kerajaan Gowa yang notabene adalah SENJATA PUSAKA DAN RITUAL ADAT SUKU MAKASSAR yang menurut saya menyebabkan buku ini terkesan tidak konsisten dan telah keluar dari Judulnya. bagi kebanyakan orang mungkin hal ini bukanlah masalah yang besar dan sesuatu hal yang tidak penting untuk dibahas, tetapi bagi saya ini adalah masalah yang sangat besar karena menyangkut mengenai Identitas seseorang dan mengenai Warisan Budaya seseorang yang Wajib untuk dilestarikan.

Tanpa bermaksud Membuat Jurang Pemisah antara Orang Bugis dan Orang Makassar namun sebuah kebenaran sejatinya harus selalu kita junjung tinggi, oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin meluruskan beberapa hal, yaitu : "Senjata Pusaka yang terdapat Di dalam Istana Balla' Lompoa Gowa yang gambarnya tercantum di dalam buku tersebut adalah Senjata Pusaka Warisan Masyarakat Gowa yang Notabene adalah Suku Makassar, begitupun ritual Adat Accera' Kalompoang adalah Budaya Masyarakat Suku Makassar."

saya yakin bahwa pembaca akan mengira bahwa 100% isi dalam buku tersebut adalah warisan BUGIS, padahal beberapa diantaranya adalah warisan MAKASSAR. bagi saya ini adalah sebuah penyerobotan Budaya dan sebuah ketidak adilan dari sebuah ke-AKU-an palsu bahkan lebih mirip dari sebuah PERAMPOKAN Budaya. seorang teman saya bahkan merasa tertipu dengan buku ini karena menurutnya Judul tidak sesuai dengan isi, maksudnya judul bukunya tentang Budaya bugis tetapi isinya kok banyak membahas tentang Kekayaan Budaya Makassar

Suku Makassar dan Suku Bugis adalah 2 kesatuan yang tak terpisahkan bahkan berasal dari rumpun yang sama. namun walaupun banyak persamaan tetapi dalam hal-hal tertentu memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok. di Sulawesi Selatan sendiri terdapat 3 etnis besar yaitu Etnis Makassar, Toraja dan Bugis. oleh karena itu adalah sebuah kekeliruan besar jika kita selalu Mengeneralkan bahwa semua hal yang berasal dari sulawesi Selatan adalah "BUGIS".

sangat banyak Tokoh-Tokoh besar yang berasal dari suku Makassar yang diberi label keliru sebagai Pahlawan asal Bugis, diantaranya adalah Syekh Yusuf Al-Makassari, Sultan Hasanuddin, Karaeng Galesong, sampai dengan Najib Tun Abdul Razak (perdana Mentri Malaysia) mereka semua dalam pemberitaannya selalu diberi label keturunan Bugis, padahal mereka semua adalah Keturunan Makassar, bahkan ada sedikit guyonan dari salah seorang teman saya yang mengatakan bahwa seandainya saja Obama pernah menetap di Kota Makassar, maka pasti Media-media akan menuliskan beritanya dengan judul "OBAMA PUTRA BUGIS", hehehe tentunya ini adalah sebuah pelabelan yang sangat dipaksakan.

oleh karena itu saya sangat berharap kepada pihak-pihak terkait, mulai dari Penulis, Akademisi, Wartawan, dan sebagainya untuk dapat lebih Menjujurkan diri dalam melakukan sesuatu, Jangan karena hanya untuk mengangkat nama komunitas tertentu sehingga kita berupaya menambahkan milik Komunitas lain sebagai milik kita, hal ini sama saja dengan sebuah penyerobotan dan sebagai gambaran tidak adanya rasa percaya diri untuk menyajikan apa adanya tentang siapa diri kita yang sebenarnya. sebagai penutup saya teringat oleh sebuah Petuah Kuno tentang kejujuran yaitu bahwa "Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan dan Pengakuan adalah motivasi terkuat dari sesuatu." oleh karena itu buat sang Penulis buku SENJATA PUSAKA BUGIS, Jujurlah...

Catatan : Penulis adalah Orang yang terlahir dari Rahim seorang perempuan Bugis.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline