Lihat ke Halaman Asli

Sutriyadi

Pengangguran

Tidak Berasa Nyapres, Giring Malah Bikin Garing

Diperbarui: 28 Agustus 2020   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)

Semacam ada petir di siang bolong. Tapi sah-sah saja jika seorang pria bernama lengkap Giring Ganesha Djumaryo itu menyatakan diri sebagai calon presiden 2024. Toh tidak dilarang oleh undang-undang. Hal itu merupakan sedikit gambaran bahwa demokrasi di Indonesia menjamin siapa pun untuk menyatakan pendapat.

Namun apakah sikap eks vokalis Nidji itu dianggap wajar? Wajar. Sebab ia adalah seorang Pelaksana tugas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Bukankah selama ini anggota partai politik menggunakan cara absurd untuk mendongkrak elektabilitas mereka.

Sebelum membahas lebih panjang, ada pertanyaan sederhana yang mesti dijawab. Giring itu siapa sih, pede amat dia nyapres? Sedikit informasi, bahwa suami janda beranak satu itu lahir di Jakarta 14 Juli 1983. Ayahnya seorang wartawan dan ibunya adalah orang Minangkabau. Selain penyanyi, ia juga dikenal sebagai aktor.

Ia bergabung dengan grup musik asal Jakarta itu pada 2002. Setelah lima belas tahun berkarier di atas panggung, tepatnya 31 Desember 2017, pelantun "Laskar Pelangi" itu kemudian memutuskan gantung mik dari grup band yang telah membesarkan namanya dan memilih sebagai politisi.

Pria yang lebih dikenal sebagai vokalis berambut kribo itu kemudian mengadu nasib di Pileg 2019 Dapil Jawa Barat 1 dan meraih suara 47 ribu. Namun angka itu tak mampu mengantarkannya ke Senayan karena aturan ambang batas.

Setelah lama tak terlihat batang hidungnya di layar kaca, rupanya kemarin (16/8) partai yang mengusungnya di pileg tahun lalu, menunjuk bapak empat anak itu sebagai Pelaksana tugas (Plt). Menyusul rencana Grace Natalie yang hendak kuliah ke luar negeri.

Sebagai pimpinan, sudah menjadi kewajiban bagi Giring untuk melaksanakan tugas partai. Tentang bagaimana partainya mampu bersaing dan berkontribusi untuk bangsa ini. Termasuk cara-cara "garing" yang sempat viral beberapa hari terakhir.

Kenapa saya menggunakan istilah "garing" sebab ia masih belum memiliki kapasitas, fasilitas serta jabatan strategis di pemerintahan yang akhirnya gayung tak bersambut. Sehingga terkesan memaksakan dengan cara paling mudah dan hemat biaya, deklarasi via video serta memasang baliho di jalanan. Dan hal itu "mustahil" dapat diwujudkan.

Lalu ada pertanyaan, kenapa Jokowi di 2014 bisa? Jawabannya sederhana, karena ia memiliki panggung. Dalam artian ia sedang menjabat sebagai gubernur DKI. Di situlah ia dapat setiap waktu memperbarui dan melancarkan strategi merakyat-nya untuk memperkenalkan diri secara langsung.

Kembali ke soal garing di atas. Misalnya, dalam standup comedy dikenal dengan istilah setup. Biasanya komika yang tampil di atas panggung memberikan setup lebih dulu agar penonton terhubung dengan jokes lucu yang mereka siapkan. Hal ini dianggap sangat penting dan vital untuk merangsang otak penonton sehingga mereka dapat tertawa meledak pada jokes itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline