Lihat ke Halaman Asli

Menemukan Jalan yang Benar

Diperbarui: 31 Mei 2017   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ketika memasuki dunia kampus tentunya sangat berbeda dengan apa yang ada didesa . Banyak sekali perbedaan entah itu dari perilaku , pergaulan , cara berpakayan dan lai-lain.

Saat itu tepatnya saya mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa jalur yang saya ikuti jalur SBPTN UHO atau biasa disebut seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri, hari terus berjalan sampai tiba saatnya pengumun, sehari sebelum pengumuman rasa dekdekan, gelisa, galau, takut tidak dinyatakan lulus sampailah pada waktunya hari pengumuman dan allhamdullah saya dinyatakan lulus disalah satu jurusan ilmu kesehatan masyarakat . hmmm….mendengar informasi dari salah satu teman saya bahwa sata lulus difakultas kesehatan masyarakat saya kurang senag karena saya ingin lulus di bagian farmasi tetapi qodarullah Allah berkehendak lain. Allah mempunyai rencana yang indah kepada semua hambanya…

Dua minggu setelah pengumuman lulus SBMPTN , pendaftaran ulang dibuka banyak teman yang saya temukan dari berbagai daerah dengan penampilan kami yang masih culun . setelah beberapa minggu kami memasuki ruang kelas dengan matakuliah yang diprogramkan di semester satu. Seperti biasa kami kuliah setiap hari sampai dengan hari jumat biasanya dosen sebelum melangka pada materi perkuliahan ada beberapa dosen yang menerapkan beberapa peraturan yang harus ditaati mahasiswa yang salah satunya berpakayan rapi memakai kemeja, rok ,jilbab, bagi yang muslim dan yang non muslim memakai pakayan bebas rapi rok dan kemeja. Hari terus terlewati dengan kegiatan kuliah dan kamar.

Sampailah pada semester dua dimana pada semester dua ini di tentukan PA atau biasa disebut penasehat akademik. Dan yang menjadi penasehat akademik saya waktu itua dalah salah satu dosen faforit saya, dimana beliau mewajibkan semua anak bimbinganya wajib mengikuti tarbayah. Iya tarbiyah yang di dalamnya mebahas al-quran dan sunnah.

Awalnya mengikuti tarbiyah saya merasakan tenang, senag , karena kakak yang membawakan materi tarbiyah sangat baik. Setiap pekan pada hari sabtu saya selalu mengikuti kegiatan tersebut dan materi yang di bawakan juga makin beragam dengan mitivasi-motivasi beramal yang didapatkan makin bayak yang berdasarkan al-quran dan sunnah. penampilan secara perlah mulai dirubah yang tadinya memakai pakayan yang tidak syar’i sekarang alhammdullah sudah memakai pakayan yang syar’i . awalnya sebelum memaki pakayan syar’i banyak pertimbangan takut nanti dibilang aliran sesat, takut dibilang fanatik, teroris, tetapi semua itu tidak mengalahkan niatku untuk menggunakan pakayan syar’i. perintah berhijab ada dalam alquran, QS. An-Nuur: 31, dan (QS. Al-Ahzab: 59)

QS. An-Nuur: 31, “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.”

(QS. Al-Ahzab: 59)“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Jadi saat itu saya tidak lagi ragu menggunakan jilbab syar’I karena Allah SWT yang memerintahkan kepada hambanya sebagai pembeda yang muslim dengan yang kafir.

Dan sampai pulang dikampung punnnn banyak cerita-cerita dari tetangga, paman, bibi, sepupu yang sedikit menyinggung perasaan. Meraka bilang aliran yang saya ikuti aliran sesat, teroris, islam jam’ah dan masih banyak lagi perkatan yang menyedihkan.

Tetapi semua itu tidak mennurunkan niatku untuk menggunakan jilbab syar’i

penilian manusi memang tidak ada batasnya,……penilaian Allah lebih dari segalanya,,,,,,,,,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline