Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Mendaki Gunung Sendirian, Tidak Takut?

Diperbarui: 1 Juni 2022   18:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Solo camping di tepi telaga Dewi di puncak gunung Singgalang (Dokumentasi Pribadi)

"Tidak takut pergi ke gunung sendirian?" Itulah pertanyaan klasik kebanyakan orang awam saat melihat saya sering mendaki gunung dan berkemah sendirian di gunung atau rimba sunyi.

"Tentu takut waktu saya masih hidup dulu," jawab saya sekenanya kalau suasana lagi enak.

Menurut pandangan umum, gunung tempat yang menyeramkan, banyak binatang buas, tempat bersemayamnya mahluk halus, hantu, roh-roh menyeramkan yang dapat merasuki pendaki.

"Apa tidak takut sama harimau atau ular? Kalau kesurupan roh halus bagaimana?" ragam pertanyaan klasik lain lagi.

Pada sisi lain ada pula pandangan bahwa gunung merupakan tempat yang tinggi dan agung, tempat yang pas untuk melakukan lelaku spritual kepada Sang Pencipta jagad. Karena Dewa atau Tuhan dipersepsi berada di tempat yang tinggi.

Candi-candi, tempat sesembahan, tempat bertapa sering kali ditemui di bukit atau gunung yang tinggi. Mungkin karena di sana dianggap lebih mudah "menjangkau" Tuhan yang dipersepsi berada di tempat tinggi.

Sangat mungkin leluhur kita dulu membangun cerita mitos atau legenda untuk melindungi kesucian gunung dari tangan-tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab.

Maka tidak heran pada beberapa gunung terkenal di Indonesia, seperti Semeru, atau gunung tertinggi di dunia, Everest, justru pertama kali didaki hingga ke puncaknya oleh orang Eropa. Bukan orang lokal.

Orang Eropa memiliki tradisi berpikir rasional yang cukup kuat. Tidak percaya pada cerita-cerita mitos menyeramkan seputar gunung. Kalaupun ada sumber bahaya, seperti suhu dingin dan binatang buas, diatasi dengan cara-cara yang rasional.

"Pernah mengalami kejadian mistis di gunung?" salah satu pertanyaan paling sering saya dengar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline