Lihat ke Halaman Asli

Danau Toba, antara Wisata Alam hingga Budaya

Diperbarui: 19 Januari 2022   15:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Batak (dok: Taufik)


Saya pernah mengunjungi Danau Toba dua kali, jauh sebelum bandara internasional Sisingamangaraja XII dibangun. Jadi saya ke Danau Toba melalui Medan, lalu dengan kendaraan pribadi (yang pertama) dan bis (yang kedua, karena pergi dengan rombongan teman-teman asosiasi se Indonesia).

Tidak dinyana sekarang Danau Toba menjadi salah satu dari 10 Destinasi Super Prioritas (DSP) Wisata Indonesia.

Danau Toba adalah danau terbesar dan terluas di Indonesia dengan pulau Samosir ditengahnya. Untuk menuju Pulau Samosir, kita harus menggunakan perahu. Saat ke Danau Toba pertama kali, kami tidak menginap, karena kami bermalam di Brastagi, sedangkan pada kunjungan kedua, kami memang sengaja memilih Danau Toba untuk tempat Munas, jadi kami menginap di hotel yang terletak di tepi danau Toba.

Di Danau Toba, kami sempati menikmati pemandangan alamnya yang indah. Dan juga menikmati dan mempelajari budaya Batak.

Danau Toba terbentuk dari kaldera gunung Toba yang dulu aktif dan pernah menimbulkan erupsi besar. Akibat erupsi ini terbentuklah cekungan dalam yang lama kelamaan berisi air, dan membentuk danau besar, dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer dengan kedalaman 505 meter.

Saat ini ada dua cara untuk menuju Danau Toba, melalui jalan udara dan jalan darat. Untuk melalui jalan udara, kita dapat menuju Bandara Internasional Kualanamu  (BIK) di Medan atau bisa langsung  menuju Bandara Internasionsl Sisingamangaraja XII (BIS) di Siborongborong, Tapanuli Utara. Dari Siborongborong menggunakan jalur darat menuju Danau Toba. Bila kita mau menggunakan jalur darat dari Medan, Anda dapat menaiki bis Medan-Parapat yang membutuhkan waktu sekitar 4 jam, atau menggunakan bis wisata atau mobil sewaan dari biro perjalanan di Medan.

Untuk mengunjungi pulau Samosir, dari Danau Toba tersedia kapal feri di pelabuhan Ajibata menuju pelabuhan Tomok tiap satu jam. Atau dari pelabuhan Muara ke pelabuhan Sipinggan. Tetapi dari pelabuhan ini kapal feri jadwalnya hanya dua kali sehari, maka Anda sebaiknya mencari info jam keberangkatan kapal dari masing-masing pelabuhan agar bisa pulang tepat waktu, kecuali kita mau bermalam di pulau Samosir, misal menginap di daerah Tuktuk.

Danau Toba (dok: Taufik)


Untuk menyaksikan suasana kehidupan warga Batak, kunjungi pasar Tomok, disana terdapat rumah-rumah adat Batak, pertunjukan tari Sigale-gale yang penuh mistis  dan berfoto dengan patung Tuntung serta patung Sigale-gale.
.
Di dekat Danau Toba terdapat dua museum yang kaya akan sejarah dan budaya Suku Batak, yaitu Museum Tomok dan Museum Huta Bolon. Di Museum Tomok, kita dapat menyaksikan  rumah adat Batak Toba yang usianya sudah ratusan tahun. Sedangkan, di Museum Huta Bolon  kita dapat melihat ukiran-ukiran dan ornamen khas Batak, yang biasa disebut gorga.

Di Tomok juga masih dapat ditemukan batu tempat sidang pengadilan dan makam beberapa Raja Batak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline