Lihat ke Halaman Asli

Boleh Memberi Apresiasi Capaian Anak Berpuasa

Diperbarui: 9 Mei 2021   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapresissi anak (sumber: nakita.grid.id)

Kapan anak-anak boleh berpuasa? Seharusnya, syarat untuk mulai boleh berpuasa adalah saat anak sudah mencapai usia pubertas. Dan ibadah puasa adalah kewajiban bagi setiap orang dewasa.

Nsmun anak-anak pada umumnya mengenal puasa biasanya dari teman-teman sekolahnya. Nah, orangtua wajib siap menjawab pertanyaan anak-anak mengenai puasa. Dan momen ini memang sangat tepat bagi orangtua untuk mulai mengenalkan dan mengajarkan makna puasa pada anak-anak.

Puasa adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap umat Islam dewasa, dan mengenalkan puasa pada anak-anak justru saat yang tepat, pada saat pikiran anak-anak masih bersih dan belum terkontaminasi oleh pikiran-pikiran yang kurang baik.

Namun karena pada usia anak-anak masih dalam taraf pertumbuhan, anak-anak harus mengawali puasa sebaiknya secara berrahap. Niat anak-anak untuk mau berpuasa harus disambut dengan positif, daripada anak-anak tidak berpuasa lalu di bully teman-temannya, lebih baik anak-anak diajak mulai puasa secara bertahap, mulai dari puasa tiga jam, puasa setengah hari, puasa 10 jam hingga bisa mencapai puasa sehari penuh. 

Bila seandainya anak mengalami kegagalan, sehingga terpaksa membatalkan puasanya, jangan langung dimarahi, tetapi harus dimaafkan dan diberi semangat agar besok bisa berpuasa lebih benar. Hal ini guna mencegah anak berbohong, pura-pura puasa agar tidak kena marah atau sekedar mengincar reward.

Acap kali ansk-anak mendapat informasi dari teman-temannya, misal si Andrie akan mendapat hadiah sepatu baru bila berhasil puasa penuh. Informasi ini harus dijelaskan secara gamblang, bahwa puasa adalah kewajiban bagi umat muslim dan bukan untuk sekedar  mendapatkan hadiah. 

Orangtua boleh memberikan reward atas pencapaian anak saat berhasil berpuasa sesuai targetnya, namun reward ini sebaiknya bukan berupa uang (THR) namun sebaiknya sesuatu yang dibutuhkan oleh si anak. 

Misal tas sekolahnya sudah hampir putus talinya, boleh dijanjikan reward sebuah tas sekolah baru, namun reward juga bisa berupa pelukan atau ucapan positif sebagai apresiasi. Yang penting anak jangan mendapat persepsi yang salah, harus memahami bahwa puasa bukanlah sarana untuk mendapatkan uang atau hadiah yang diinginkan. 

Dalam hal ini reward hanya sebagai sarana pemicu atau penyemangat agar anak mampu mencapai targetnya misal berpuasa sehari penuh  bahkan sebulan penuh. Karena sifatnya reward, jadi jangan diberikan pada saat anak menyatakan niatnya untuk berpuasa, sebaiknya diberikan setelah target tercapai.

Bila anak-anak sudah mulai menjalankan puasa, kini giliran orangtua untuk memperhatikan pola makannya, khususnya peran ibu sangat penting. Perhatikan makanan yang disantap saat sahur dan buka puasa, harus banyak mengandung  protein dan sayuran, sebaiknya tambahkan susu dan jus buah, guna mencukupi asupan cairan selama berpuasa terutama pada saat makan sahur. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline