Lihat ke Halaman Asli

Film "Beragam Lintas Budaya" Mengawali Festival Kebhinekaan 4

Diperbarui: 1 Maret 2021   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tari Pendet (sumber: travelyuk.com)

Tadi malam, Rabu 24 Februari 2021 Festival Kebhinekaan 4 dibuka oleh Ira Lathief,  salah satu penggagas acara Festival Kebhinekaan. Festival Kebhinekaan 4 ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang diadakan secara offline. Gara-gara pandemi Covid-19, maka Festival Kebhinekaan 4 terpaksa diadakan secara virtual melalui laman Zoom Dan Youtube. Tema festival kali ini adalah "Unity in Diversity'.

Selain pemutaran film berwawawasan pluralitas, Festival Kebhinekaan 4 juga diisi dengan InspiringTalk, Millennial Talk, pelatihan ilustrasi Canva, Refleksi Lintas Agama, pameran foto, yoga dan meditasi virtual, wisata virtual ke tempat ibadah lintas agama, wisata virtual bagi anak-anak disabilitas, pertunjukan virtual wayang potehi dan lelang virtual pasar rakyat Lasem Dan Diskusi. Acara Festival Kebhinekaan 4 ini berlangsung dari Rabu 24 Februari 2021 hingga Minggu 28 Februari 2021.

Setelah pembukaan Festival Kebhinekaan 4, langsung dilakukan pemutaran film pendek berjudul "Beragama Lintas Budaya". Yang kemudian dilanjutkan dengan Inspiring Talk bersama Gus Roy Muthado santri jebolan Pesantren Tebu Ireng, Jombang yang kini memimpin pesantren di Bogor.

Film "Beragama Lintas Budaya"

Film ini sepertinya dibuat tanpa pemain utama dan hanya bermain dengan pengambilan aneka budaya yang bersifat multikultural yang tumbuh subur di Indonesia. Melalui gambar, sutradara tanpa narasi suara mempertunjukkan beragamnya budaya yang dimiliki bangsa Indonesia.

Film pendek ini diawali dengan tari Ratoh Duek asal Aceh yang dibawakan oleh 8-12 penari wanita atau pria sambil duduk. Nama tarian ini campuran dua bahasa Arab dan Aceh, tarian ini menampilkan pujian kepada Tuhan dan berisikan nasehat agama. Secara sepintas hampir mirip gerakannya dengan tari Saman.

Lalu film bergerak ke Bali, tari Pendet yang energik dan gemulai. Menurut pakar tari Pendet di Bali, tari Pendet ini terdiri beberapa jenis yang khusus untuk upacara keagamaan Hindu, untuk umum dan untuk pertunjukan kesenian.

Sepintas film memotret bikhu Budhist pada acara keagamaan di Candi Borobudur.

Pengambilan gambarpun berpindah ke kota Jakarta. Kali ini yang disorot upacara budaya pernikahan Betawi. Utusan pengantin pria dan wanita bertemu dan saling beradu pantun serta mempertunjukkan seni pencak silat. Mereka mengenakan sarung dan kopiah.

Beringsut sedikit keluar dari kota Jakarta, disorot sebuah Gereja di kota Bekasi yang pada acara kebaktiannya, umat yang bertugas di Gereja mengenakan busana khas Betawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline