Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Orang Pintar Jarang Sukses dalam Bisnis?

Diperbarui: 13 Juli 2020   20:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pemimpin (sumber: hrcsuite.com)

Dalam sebuah bukunya, Robert T. Kiyosaki pernah menyinggung bahwa lulusan akademisi dengan nilai A akan bekerja pada lulusan akademisi dengan nilai C. Atau dengan kata lain jarang lulusan terbaik dari sekolah / kampus terbaik menjadi top leader atau pemimpin puncak baik dalam bisnis, di perusahaan maupun institusi.

Lulusan terbaik atau yang selalu duduk pada deretan kursi terdepan dan tidak pernah mencontek, dalam karier paska sekolah / kuliah paling bekerja pada profesi yang individualis seperti dosen,  konsultan atau peneliti. Bahkan ironisnya menjadi pegawai di perusahaan yang dimiliki oleh mereka yang lulusan rata-rata atau lulusnya nyaris "drop out".

Kenapa lulusan akademisi terbaik tidak bisa menjadi pemimpin terbaik? Kenapa lulusan akademisi terbaik jarang yang sukses secara ekonomis? Justru mereka yang selalu duduk pada kursi deretan belakang dan hobi mencontek mampu sukses secara bisnis dan karir?

Tiga kesalahan orang pintar adalah :

1. Tidak percaya orang lain

Dalam bisnis Anda harus dipercaya dan mempercayai orang lain. Bila Anda tidak bisa mempercayai orang lain maka Anda tidak dapat memimpin orang lain. Ilmu manajemen mengajarkan untuk melakukan dan mencapai sesuatu harus melalui orang lain. Contoh ekstreemnya, bila Anda membuka rumah makan harus mampu bekerja tim, ada yang membuat menu, ada yang belanja, ada yang memasak. Bukan semua Anda lakukan sendiri karena ketidak percayaan Anda pada orang lain.

2. Cenderung sombong

Tidak ada orang yang suka dengan orang sombong. Tidak ada orang yang mau menolong orang sombong. Ekstreemnya orang sombong juga tidak disukai oleh sesama orang sombong.

3. Terlalu banyak berhitung

Sebagai orang pintar tentu pandai berhitung. Berbeda dengan orang yang kurang pintar yang kurang pandai berhitung. Padahal peluang harus secepatnya diambil tidak bisa menunggu hitungan dulu. Peluang akan lebih cepat diambil oleh mereka yang kurang pintar yang kurang pandai berhitung. Intuisi bisnis lebih berperan dalam pengambilan keputusan cepat dan terukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline