Lihat ke Halaman Asli

Quo Vadiz Bola Basket Kursi Roda?

Diperbarui: 15 Oktober 2018   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola Basket Kursi Roda (sumber: Jo Hanapi)

Indonesia 2018 Asian Para Games sudah berakhir, Sabtu 13 Oktober 2018 yang lalu. Namun gema dan inspirasinya telah mengakar kuat di hati dan benak seluruh rakyat Indonesia. 

Bagi kaum disabilitas, ajang ini merupakan pengakuan kesetaraan antara mereka yang cacat dan mereka yang normal, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga telah memberikan bonus prestasi kepada para atlet Indonesia yang berhasil mendulang medali emas, perak dan perunggu dengan bonus yang sama dengan yang diberikan kepada para peraih medali emas, perak dan perunggu di ajang Asian Games bulan Agustus 2018 silam.

Salah satu cabang olahraga (cabor) yang belum banyak dikenal di Indonesia adalah cabor Bola Basket Kursi Roda (wheel chair basket ball). Cabor ini baru diperkenalkan di Indonesia kira-kira 9 bulan silam, ketika Donald Putra Santoso kembali ke Indonesia, setelah melanglang buana, melanjutkan studi dan menggapai mimpinya menjadi pemain bola basket profesional, di klub Phoenix, Amerika Serikat.

Donald terpaksa menggantung mimpinya menjadi pemain bola basket profesional, setelah mengalami beberapa kali cedera, diantaranya dua kali operasi berat, sehingga terpaksa harus mengundurkan diri dari dunia profesional bola basket. Namun passion-nya yang tinggi terhadap dunia bola basket membuatnya berpikir keras agar tetap dapat bermain bola basket, hingga akhirnya dia menemukan cabor bagi kaum disabilitas, yakni bola basket kursi roda.

Berkeliling Indonesia

Waktu 9 bulan untuk membentuk sebuah team bola bakset kursi roda nasional bukanlah upaya yang mudah. Dengan susah payah Donald berkeliling Indonesia mengumpulkan warga disabilitas yang berkenan direkrut menjadi atlet bola basket kursi roda. Setelah terkumpul, dengan tekun mereka mulai berlatih di pusat pelatihan nasional Para Games di Solo.

Bola basket kursi roda lebih mengutamakan kaum cacat yang mengalami cacat pada bagian kaki, karena pada bola basket kursi roda justru dibutuhkan dua tangan yang kuat, untuk memacu kursi roda di lapangan, merebut bola dari lawan, mempertahankan jaring dari serangan lawan, serta untuk memasukkan bola ke jaring lawan. Kursi roda yang digunakan juga dirancang khusus yang elastis dan memudahkan untuk bergerak ke kiri dan ke kanan, ke depan dan kebelakang, maupun ke samping. Juga rancang disain harus praktis, sehingga bila pemain terjatuh harus dapat segera bangun sendiri. 

Meski pada kenyataannya di lapangan, masih saja, seorang pemain yang kursi rodanya terbalik, harus ditolong oleh pemain dari regunya, pemain regu lawan maupun pelatihnya, agar dapat kembali ke posisi normal.

Bola basket kursi roda menggunakan sistem permainan seperti bola basket normal, dalam empat games @ 10 menit , games 1 dan 2, istirahat, dan dilanjutkan dengan games 3 dan games 4. Tetap ada hukuman penalti bagi pemain yang melakukan pelanggaran di kotak penalti, dengan memberikan hukuman "to shoot". 

Perolehan dua angka bagi pemain yang mampu memasukkan bola ke jaring, dan tiga angka bagi pemain yang mampu memasukkan bola dari luar busur atau lengkungan (6,75 meter). Demikian pula halnya dengan waktu tembak (shot time) juga mengadopsi waktu 24 detik.

Kiprah Global

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline