Lihat ke Halaman Asli

Kemarahan Boe dan Peringatan untuk Mental Suporter Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2017   16:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indosport

"Tidak menghormati saya tidak apa apa sebagai bagian dari permainan, tetapi mendapatkan ancaman atas hidup benar benar tidak lucu. Jika Anda menganggap itu lelucuon, mungkin Anda butuh pendidikan yang layak dari orang tua Anda."

Itulah sekelumit pernyataan pedas yang keluar dari mulut dari Mathias Boe pada sesi konfrensi pers setelah mengalahkan wakil Indonesia Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto dalam babak semifinal BCA Indonesia Open 2017, di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (17/6/2017). Pada babak semifinal yang dimenangi pasangan Denmark tersebut, Boe manjadi perbincangan hangat karena selepas pertandingan tersebut, ia melakukan selebrasi yang dianggap menghina para pendukung Indonesia yang berada di stadion dengan menggoyangkan pantatnya dan menunjuk ke arah pendukung Indonesia.

Tak pelak, akun media sosial Boe pun setelah itu dibanjiri dengan berbagai hinaan hingga ancaman pembunuhan dari para netizen Indonesia yang menganggap bahwa tindakan Boe adalah sebuah penghinaan dan pelecehan. Fanatisme dan kegilaan kita dalam mendukung Indonesia dalam berbagai ajang olahraga seolah membutakan kita dan membuat kita kehilangan jati diri kita sebagai bangsa yang di kenal santun dan ramah.

Kebiasaan
Sadar atau tidak, hal ini bukan pertama kali terjadi. Ketika Sea Games 2011 lalu, seorang wartawan dari salah satu media di Indonesia yang meliput penyelenggaraan Sea Games 2011 mengeluh di twitternya dan dengan jelas mengatakan bahwa ia tidak bangga meskipun Indonesia menjadi juara umum di Sea Games 2011 lalu. Ia mengeluhkan bagaimana kita (Indonesia) sebagai tuan rumah memperlakukan negara lawan dengan buruk.

"Juara itu sikap mental, kita ga bisa cukup jadi juara dengan memperlakukan neg lawan dgn buruk. Kita sharusnya serve them."
@Queenfransesca

Bahkan, pada ajang yang sama, menjelang final sepak bola Sea Games 2011, supporter Malayasia mengatakan dengan jelas bahwa suporter Indonesia memalukan, dan opini tersebut di publikasikan di media berpengaruh di Malayasia The Star.

Mathias Boe meninggalkan sesi konfrensi pers (CNN)

Keberadaan media sosial pun seolah menjadi cara baru bagaimana seseorang mengekspresikan apa kemarahan seseorang. Dalam media sosial, kita bisa saling langsung berhubungan langsung dengan orang yang kita tidak sukai, tanpa harus menjadi diri sendiri dan berhadapan langsung dengan orang tersebut. Menghina, menghujat, membully, hingga ancaman membunuh seolah menjadi budaya baru yang dianggap sebagai hal yang lumrah dan biasa. Toh, lelucuon di televisi pun yang hanya berisi celaan dan bullying justru dianggap lucu dan menghibur.

Kemarahan Boe pada konferensi  pers beberapa hari lalu haruslah menjadi pengalaman berharga bagi kita sebagai, baik sebagai masyarakat ataupun suporter dan pendukung timnas Indonesia. Jadilah seorang suporter dan pendukung yang berkelas, dengan tetap lantang meneriakkan "Indonesia", tanpa perlu mem 'Boo' ataupun menjatuhkan lawan dengan cara yang tidak pantas dan curang. Jangan menjadi bangsa yang memalukan dan kehilangan budaya sebagai bangsa yang ramah dan sopan, hanya demi sebuah kemenangan. Dan semoga budaya buruk ini bisa segera hilang, mengingat tahun depan kita akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

Berikut pernyataan lengkap Boe yang saya ambil dari salah satu akun di Facebook:

"Di akun instagram, twiter, dan facebook saya mendapatkan ancaman atas hidup saya. Saya di sebut macam macam, dan disini kalian duduk dan tertawa. Padahal, jika Anda mengancam hidup seseorang di negara lain, Anda bisa dipenjara. Tetapi di sini hanya dianggap lelucuon. 'Saya ingin meledakkan Anda dengan bom.' Mungkin bagi kalian ini hanya bercanda, tetapi di negara saya itu tidak lucu dan anda bisa masuk penjara jika mengatakannya. Saya mendapatkan ratusan ancaman di media sosial. Saya sadar itu hanya bentuk kemarahan dari para penggemar. Saya juga mendapatkan sahutan 'Go Home Denmark, Go Home' dari penonton. Ada pula yang bersikap tidak sopan terhadap negara saya. Tidak menghormati saya tidak apa apa sebagai bagian dari permainan, tetapi mendapatkan ancaman atas hidup benar benar tidak lucu. Jika Anda menganggap itu lelucuon, mungkin Anda butuh pendidikan yang layak dari orang tua Anda."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline