Lihat ke Halaman Asli

Suradin

Penulis Dompu Selatan

Puluhan Guru Gelar Aksi Solidaritas di Polsek Hu'u

Diperbarui: 3 Desember 2021   13:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri. Suradin

Kasus pengeroyokan terhadap oknum guru yang diduga dilakukan oleh wali murid di SMAN 1 HU'U (2/12), mendapat kecaman dari sejumlah guru dari berbagai daerah di Nusa Tenggara Barat.

Guru bernama Syafrudin (36) itu mendapat perlakuan yang tidak manusiawi dari wali murid, hanya karena  anaknya mendapatkan teguran. Akibat pengeroyokan yang diduga wali murid itu membuat wajah dan jari manis guru matematika  tersebut patah.

Dokpri. Suradin

Pasca kejadian dengan di dampingi keluarga dan sejumlah guru lainnya, akhirnya kasus tersebut di laporkan kepada pihak kepolisian, dan tidak berselang lama pelaku pengeroyokan dapat di amankan di kantor Polsek Hu'u.

Di media sosial, ramai dengan kecaman puluhan guru dari berbagai daerah. Mereka menganggap tindakan main hakim sendiri itu sama saja menginjak harkat martabat seorang guru. Profesi mulia ini dilecehkan, dan  solidaritas pun mengalir dimana-mana dan mengutuk peristiwa tersebut.

Dokpri. Suradin

Dokpri. Suradin

Kemudian puluhan guru mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) se - kecamatan Hu'u, turun melakukan aksi solidaritas dan mengutuk tindakan pengeroyokan terhadap guru matematika tersebut, Jumat, (3/12/21).

Aksi solidaritas ini di mulai dari kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kecamatan Hu'u, lalu kemudian mengarah ke kantor Polsek Hu'u. Di depan kantor polsek, beberapa guru bergantian menyampaikan orasinya dengan menggunakan pengeras suara. Mereka meminta kepada pihak kepolisian untuk memberi hukuman yang setimpal kepada pelaku pengeroyokan.

Dokpri. Suradin

Dokpri. Suradin

Dokpri. Suradin

Puluhan guru ini bahkan menghimbau kepada semua sekolah untuk tidak menerima peserta didik yang bermasalah tersebut dan dikembalikan saja kepada orang tuanya. Mereka merasa geram karena guru yang seharusnya dihormati justru diperlakukan secara tidak manusiawi.

"No damai, no negosiasi" Tegas Sahrul selaku Koordinator aksi

Dokpri. Suradin

Dokpri. Suradin

Bahkan puluhan guru ini meminta pelaku diperlihatkan di depan puluhan guru yang hadir. Namun demikian, pihak kepolisian awalnya tidak memenuhi harapan tersebut karena dianggap melanggar standar operasional prosedur pihak kepolisian. Tapi setelah negosiasi yang alot, maka beberapa perwakilan guru di berikan kesempatan untuk melihat langsung pelaku yang sedang mendekap di dalam sel.

"Kami berjanji akan bertindak tegas pelaku pengeroyokan dan akan segera ditindak lanjuti hingga ke tahap Polres hari ini juga" Tegas Agustamin, SH, selaku Kapolsek Hu'u, Jumat, (3/21).

Dokpri. Suradin

Dokpri. Suradin

Kecaman juga datang dari Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lewat Nuraini,S.Pd, lembaga yang menaungi guru ini mengecam keras tindakan main hakim yang diduga di lakukan oleh wali murid tersebut.

"Yang pasti PGRI mengutuk keras pengeroyokan ini, upaya hukum ini akan tetap terus di kawal oleh PGRI dan In Shaa Allah akan memberikan bantuan hukum kepada korban" Ucapnya penuh semangat, Kamis, (2/12)

Dokpri. Suradin

Lebih lanjut, pihaknya mengajak semua stakeholder agar ke depan kejadian seperti ini bisa diminimalisir dan hal ini harus menjadi atensi semua pihak agar dunia pendidikan ini bisa terjaga marwahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline