Lihat ke Halaman Asli

Oportunis Jadi Opor Ayam

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Kapan sepakbola negri ini mau maju, jika panggungnya selalu didominasi para petualang dan oportunis sepakbola. Ada yang belum lama jadi aktivis pro revolusi dan teriak turunkan Nurdin, sekarang disaat pengurus baru belum bekerja dia sudah menggalang rencana KLB.

Busyet deh. Sebrengsek-brengseknya Bakrie, dia keluar duit untuk sepakbola nasional. Sejelek-jeleknya Arifin Panigoro di mata sebagian orang, dia juga manghabiskan banyak duit untuk hobbynya yang bernama sepakbola.

Tapi itu para oportunis, menganggap sepakbola sebagai proyek. Sebagai mata pencaharian sampingan bahkan utama. Popularitas sebagai bonusnya. Ngisep duit Bakrie, ngebor duitnya Panigoro. Sepakbola hanya kedok, retorika dan alibi. Padahal sejatinya mereka tak peduli pada sepakbola.

Mereka tak peduli soal kompetisi, soal timnas, soal pembinaan usia dini. Hobby mereka berkonspirasi membuat proyek berjudul intrik-intrik sepakbola nasional. Mirip pendemo bayaran. Jika Bakrie berkuasa, mereka merapat ke kubu yang berseberangan dengan Bakrie. Sekarang kubu Panigoro berkuasa, tanpa malu mereka balik haluan mendukung Bakrie untuk gulingkan PSSI.

Mereka ini sejatinya bukan cinta bola. Mereka politikus yang salah panggung. Hari ini A besok B. Tanpa malu, tanpa ragu. Mereka membodohi banyak orang. Mereka ini musuh dalam selimut, yang bisa menikamkan pisau ke punggung teman seperjuangan.

TAHUKAH ANDA SIAPA MANUSIA-MANUSIA TERSEBUT?
Mereka adalah kaum oportunis yang seharusnya kita cincang dan dijadikan opor ayam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline