Lihat ke Halaman Asli

Supli EffendiRahim

pemerhati lingkungan dan kesehatan

Mengenang Kiprah Ustadz Haji Ahmad Nawawi Dencik Imam Besar Masjid Agung Palembang

Diperbarui: 28 Juni 2021   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bismillah,

Pada ahad 27 Juni 2021 bumi Sriwijaya berkabung karena seorang imam besar masjid Agung Palembang dipanggil oleh Allah swt. Ucapan bela sungkawa beredar luas di dunia maya maupun karangan bunga. Tulisan ini ingin mengenang kiprah imam besar almarhum Haji Ahmad Nawawi Dencik alhafiz dalam mencetak para hafiz quran di Sumatera Selatan.

Rajin mengaji sejak kecil

Nawawi kecil mulai mengaji ketika dia masih dari kelas Satu Sekolah Dasar. Ayahnya memotivasi Nawaei untuk rajin mengaji ke rumah guru ngaji. Masa itu dia membawa lampu minyak untuk penerangan di jalan karena jalan gelap gulita belum ada penerangan lampu jalan seperti sekarang. Berkat kegigihannya Nawawi mampu menghafal 30 juz alquran pada umur masih muda.

Mendirikan pesantren

Setelah menjadi hafidz, ustadz Nawawi menjadi juri atau hakim pada banyak muzabaqah tilawatil quran di tingkat nasional. Dia pun diangkat sebagai imam besar masjid agung Palembang. Tak lama berselang ustadz mendirikan pondok pesantren bersama teman-teman beliau seperti Prof Dr Anies Sagap dan Cek Mamad. 

Haji Nawawi juga mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Quran. Banyak para hafiz yang ditelorkan oleh ustadz Haji Nawawi Dencik dan mereka itu menyebar dalam wilayah provinsi Sumatera Selatan bahkan menjalar ke negeri tetangga.

Ketika ditanya oleh wartawan TVRI Sumsel Babel apa tips utama agar anak atau siapa saja yang ingin mwnghafal quran, beliau menjawab dua kunci utama. Pertama, himmah. Kedua, istiqomah. Lebih lanjut menurut Ustadz Nawawi Dencik, himmah adalah semangat yang tinggi untuk menghafal quran. Semangat ini timbul jika ada niat dan keinginan yang sungguh-sungguh dari calon hafiz.

Sebaik-baik niat adalah untuk akhirat. Lebih lanjut menurut Haji Nawawi niat untuk akhirat adalah untuk memperoleh ridho Allah. Karwn alquran adalah firman Allah. Jika niat akhirat yang dipasang maka kebaikan dunia akan didapat. Sebaliknya jika menjadi hafiz quran hanya untuk dunia maka takkan kekal. Hafalan mudah hilang. Keikhlasan penting, tanpa keikhlasan bantuan Allah tidak diperoleh.

Keistiqomahan menghafal alquran mesti ada. Rutinutas menghafal alquran, rutinitas mwnyetor hafalan kepada guru atau ustaz mesti dilakukan. Jika tidak maka hafalan akan hilang. Demikian juga ketika sudah hafal mesti diulang-ulang secara terus menerus.

Tantangan internal dan eksternal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline