Lihat ke Halaman Asli

Supartono JW

Pengamat

Pertanggungjawaban Pembinaan Sepak Bola Usia Dini dan Muda Lebih Berat

Diperbarui: 29 November 2018   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terpuruknya prestasi Timnas, lalu berbagai hujatan negatif terhadap PSSI dan para pengurusnya, tak pelak membikin media sosial, media massa cetak/elektronnik/televisi menjadi sarana empuk bagi publik sepakbola nasional untuk melampiaskan kekecewaannya.

Dari berbagai opini dan suara publik, di luar mempersoalkan ketidakbecusan PSSI mengelola sepakbola nasional yang tetap dinilai penuh intrik dan politik, mengemuka opini-opini yang seolah dapat dijadikan solusi mengatasi persoalan sepakbola nasional yang sangat dicintai rakyat ini.

Di antara solusi-solusi yang ditawarkan adalah persoalan pembinaan sepakbola di sektor akar rumput (usia dini dan muda) yang selama ini kurang di sentuh oleh PSSI, dan berakibat miskinnya hasil produk yang bernama pemain Timnas di segala kelompok umur yang mumpuni sebagai pesepakbola yang cakap, cerdas.

Seluruh pemain Timnas kita di segala umur, masih dipilih dari hasil kecakapan teknik dan fisik (speed) namun kurang memperhatikan kecakapan intelejensi dan personaliti (kecerdasan dan attitude) pemain.

Sementara saat Timnas semua kelompok umur berlaga di level Asia Tenggara dan Asia, lawan-lawannya sudah memainkan sepakbola modern yang bertumpu pada kecerdasan pemain dan tim. 

Sampai kapan kita menonton pemain Timnas bermain hanya mengandalkan fisik dan otot, tanpa dasar intelegensi dan personaliti yang mumpuni?

Bila satu di antara solusi terpuruknya prestasi Timnas, jawabnya pembinaan sepakbola akar rumput harus digarap serius, adalah hal retoris.yang tidak perlu ditanggapi.

Sebab, tidak akan ada bangunan yang kuat tanpa pondasi yang kokoh. 

Bila jawabannya PSSI akan menyasar keseriusan dalam pembinaan sepakbola akar rumput, lalu mengandalakan pada pelatih-pelatih yang sekadar berlisensi D, C dan seterusnya, maka sampai kapanpun sepakbola nasional akan terpuruk. Karena bekal pendidikan materi untuk kursus lisensi tersebut, belum mengakomodir materi-materi yang berhubungan dengan pedagogik. 

Meski pembinaan sepakbola akar rumput bukanlah berdasarkan pendidikan seperti di sekolah formal, namun yang dibina juga sama-sama peserta didik layaknya di sekolah formal.

Secara umur sama, secara kebutuhan pedagogik juga sama. Anak-anak usia dini dan muda, tetap butuh asupan bernama kognisi, afektif, dan psikomotor yang benar secara teori dan praktik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline