Lihat ke Halaman Asli

Suparno Jumar

Warga negara kecil, berkarya kecil semoga bermanfaat bagi kehidupan

Susuri Sungai Cipakancilan, Bogor

Diperbarui: 9 Mei 2018   11:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati Keindahan Sisi Sungai

Sabtu, 5 Mei 2018, Kami di Pemandu Lokal Bogor, bersama-sama dengan Bogor Ciliwung Community melakukan kegiatan bersama. Sabtu ini terasa berbeda dengan Sabtu biasanya. Sabtu yang telah lalu kami biasa diseputar sungai Ciliwung. Kali ini, kami bersepakat untuk Geo Walk di sungai Cipakancilan (Cibalok). Alasan kami adalah, sungai ini juga terhubung dengan Ciliwung. Hulu sungai ini dari Pintu Air Cisadane di Kawasan Empang, Bogor Selatan.

Titik kumpul di depan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Paledang, Kota Bogor. Titik kumpul sekitar 100 meter dari Stasiun Bogor yang dapat mudah dijangkau oleh teman-teman yang datang dengan menggunakan transportasi Commuterline dari arah Tangerang, Jakarta dan Bekasi.

Jam 08.30 setelah peserta yang sedianya akan ikut sudah berkumpul. Mereka ada yang datang dari Mahasiswa Tehnik Geologi Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta. Mahasiswa S3 Sosial Ekonomi IPB, LSM dan Pemerhati Lingkungan. Salah satu alasan menarik dari tim mengambil rute ini adalah sungai Cipakancilan menyumbang aliran air ke sungai Ciliwung. Kami ingin tahu lebih dalam beberapa bagian sungai ini dari hulu di Pulo Empang.

Setekah berjalan sekitar 100 meter di sebelah barat jalan Paledang, kami belok kanan dengan menurun jalan menurun menuju sungai. Sungguh. Kamin sangat tertegun ketika itu mendapat pemandangan pilu. 

Dari sisi timur sungai Cipakancilan dan dari atas jembatan, kami melihat tumpukan sampah yang tidak sedkit. Sampah organik dan organik menjadi satu tumpukan di dalam air. Inilah video sampah itu ... Kami cukup lama melakukan pengamatan disini. Sampah terus mengalir seiring aliran air dari hulu.


Setelah cukup melakukan pengamatan, kami lanjutkan perjalanan sisi timur sungai mengarah ke selatan. Suasana sekitar sungai sangat sejuk dengan banyak tanaman riparian dan perdu. kami berjalana diatas paving block yang dibuat semacam jalur jogging track sepanjang sekitar 150m. 

Disekitarnya ada kebun, kolam ikan, pancuran mata air dan pipa paralon. Pipa paralon ini mengalirkan air dari mata air menuju ruang MCK komunal yang berada ditepi sungai. Tak jarang kami harus jalan merunduk agar tidak menabrak paralon itu. Dan tentu kami harus berhati-hati agar tidak jatuh tergelincir.

Wahh... Karena masih pagi, kami masih dapat jumpai embun-embun yang masih enggan beranjak dari daun talas dan rerumputan. Beberapa bunga tanaman perdu seolah menyambut kehadiran kami. Warnanya cerah menyemangati langkah kami. Rasa heran tentang potensi yang belum tergali terus bergelayut. Kami membayangkan, jogging track ditepi sungai, kedai kopi dan harmoni manusia dan alam sekitar terbentuk disini. 

Ahhh ... Saat ini masih mimpi. Hampir disepanjang rute yang kami lalui, sampah bertumpuk ditepi sungai. Sering juga, sampah plastik berisi sampah terbawa arus. Duhh Gusti. Ampuni hamba-Mu yang lalai menjadi Khalifah diatas bumi-Mu.

Satu jembatan dua susun menjadi penghubung Jalan Paledang ke Kampung Keramat kami lalui. Di sini, kami dapat melihat adanya fasilitas MCK komunal yang cukup bersih berwarna cerah. Tapi di satu sisi, satu MCK komunal dibuat dengan bahan seadanya. Triplek bekas dan atap juga bekas. Mirip gubug derita. Di sekitar sini juga ada tempat mirip Amphi Teater Mini. Persis di sebelah barat sungai ini. Kami bayangkan, suatu pagi atau senja bercengkerama dengan siapapun disini. Harmoni manusia dan alam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline