Lihat ke Halaman Asli

Diplomasi Islam di Masa Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib

Diperbarui: 23 September 2022   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sayyidina Ali merupakan putra dari paman Nabi SAW, Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdu Manaf. Sedangkan Ibundanya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Qushay bin Kilab. Beliau merupakan khalifah ke empat setelah Khalifah Usman bin Affan, didalam masa kepemimpinannya terdapat banyak pergolakan politik, banyak hal yang menuntut Ali untuk segera menyelesaikan berbagai kasus. lantas apa saja permasalahan tersebut, diantaranya:

Penyelesaiaan kasus pembunuhan khalifah Usman bin Affan

Kasus pertama yang menuntut penyelesaian segera dari khalifah Ali adalah hukuman yang akan dijatuhkan terhadap pembunuh Utsman. Utman berada dalam posisi dilematis, karena pelaku pembunuhan Utsman tidak dapat diidentifikasi. Ketika pembunuh Utsman tidak bisa diidentifikasi, maka proses legal formal pun tidak bisa dijalankan, dan tak adaseorang pun bisa dikecam akibat kematian itu. Ali tak sanggup untuk menjadikan seseorang yang tak berdosa sebagai kambing hitam demi mendiamkan keributan di masyarakat, dan dia memilih untuk bersabar.

Menyusun struktur administrasi baru

pada bulan Juni, tahun 656 H, Ali memutuskan untuk melakukan pembersihan dalam pemerintahan lama. Mughirah bin Syu'bah, seorang sahabat senior Rasulullah, dilaporkan menasehati Ali untuk mempertahankan Muawiyah sebagai gubernur Syiria dan segera mengangkat Thalhah sebagai Gubernur Kufah dan Zubair sebagai gubernur Bashrah. Sementara itu, Abdullah bin Abbas tidak setuju dengan pandangan ini. Dalam pandangannya sangat tidak cocok bagi Ali untuk mempertahankan status quo, karena ada alasan kuat bahwa Muawiyahlah yang telah menyebarkan ketidakpuasan terhadap rejim lama yang telah mengakibatkan terbunuhnya Utsman.

Namun untuk menuntaskan permasalahan tersebut Ali melakukan perubahan-perubahan penting dalam struktur pemerintahannya:

 1. Utsman bin Hanif, pemuka kaum Anshar, diangkat sebagai gubernur Bashrah.

 2. Sahul bin Hanif, saudara Utsman bin Hanif, diangkat sebagai gubernur Syiria setelah Abdullah bin Abbas menyatakan penolakannya.

 3. Qais bin Sa'ad bin Ubadah, seorang pimpinan Anshar, diangkat sebagai gubernur Mesir.

 4. Ubaidillah bin Abbas, saudara sepupu Ali, diangkat sebagai gubernur Yaman

Ali memilih tiga orang pimpinan terkemuka Anshar, dengan tujuan untuk mendamaikan antarkelompok yang semakin besar pengaruhnya di Madinah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline