Lihat ke Halaman Asli

Launching Aplikasi PRIMA, Inovasi Persembahan IDAI untuk Anak Indonesia

Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Antonius Pudjiadi, Sp. A (K), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A (K) dan DR. Dr. Aman Pulungan Sp. A (K), Trio Dokter IDAI yang membidani lahirnya Aplikasi PRIMA (Image dok.pri)

Saat resuffle kabinet diumumkan, apa yang paling menarik untuk diikuti? Kalau saya jujur kembalinya Ibu Sri Mulyani ke dalam Kabinet Kerja. Sosok Beliau yang menurut saya sangat inspiratif, terutama untuk para perempuan membawa saya menjelajah semua artikel tentang Beliau yang bertebaran setelah pengumuman resuffle.

Dan ada satu artikel yang sangat menarik buat saya, yaitu artikel berisi pidato Ibu Sri Mulyani di Kampus UI. Dan dalam rentetan panjang pidato tersebut bagian inilah yang paling menarik seorang Ibu rumah tangga anak satu macam saya :

Masalahnya, ketimpangan di Indonesia banyak ditentukan oleh hal-hal yang di luar kendali penderita.

 Sepertiga dari ketimpangan di Indonesia disebabkan oleh empat faktor pada saat seseorang lahir: provinsi di mana mereka lahir, apakah tempat lahir itu desa atau kota, apakah kepala rumah tangga perempuan, dan tingkat pendidikan orang tua.

 Dengan kata lain, kesenjangan pendapatan bukan sekedar dampak dari ketimpangan semata, tetapi akibat adanya ketimpangan peluang.

 Anak-anak Indonesia yang lahir dengan ketimpangan tersebut akan sulit mengatasi ketimpangan di masa depannya. Ketidakadilan ini harus diatasi segera.

 Faktor pertama yang menentukan adalah layanan kesehatan.

Sekitar 37% balita Indonesia mengalamistunting, atau tidak menerima nutrisi yang cukup, mulai dari kandungan hingga usia 2 tahun.Stuntingmengakibatkan otak seorang anak kurang berkembang. Ini berarti 1 dari 3 anak Indonesia akan kehilangan peluang lebih baik dalam hal pendidikan dan pekerjaan dalam sisa hidup mereka.

 Ini adalah musibah bagi Indonesia. Tingkatstuntingdi Indonesia sangat tinggi dibanding negara tetangga. Misalnya, tingkatstuntingdi Thailand adalah 16%, dan di Vietnam 23%.(sumber)

Yah, bahasan yang sudah sangat familyar di telinga saya terutama sejak saya nyebur ke dunia blogging. Sering diundang menghadiri acara diskusi, seminar kesehatan dan tumbuh kembang anak, bahasan ini sangat sering muncul, dibahas. Dan saya termasuk yang benar-benar fokus mengikuti dengan seksama untuk panduan tumbuh kembang buah hati saya.

Stunting di Indonesia memang merupakan kasus yang benar-benar butuh perhatian serius kalau melihat kondisi-kondisi di lingkungan dan sekitar saya pribadi, bahkan bisa dibilang saya adalah salah satu kasusnya dengan indikasi tubuh tidak bertumbuh tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline