Lihat ke Halaman Asli

Sumardin Karokaro

Sedang mengembangkan blog

Sepenggal Kisah Nelayan Desa

Diperbarui: 30 November 2022   06:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh : Sumardin Karokaro

Beberapa bulan lalu saat saya mudik ke kampung halaman, selesai salat subuh aku berjalan-jalan di bibir pantai yang ada di desaku sembari melihat deru ombak kecil menerjang pasir di bibir pantai, sembari menikmati udara pagi di pantai yang ada di desa.

Alangkah indahnya hidup di desa dengan keramahtamahan penduduk desa dan sikap gotong royong yang masih begitu kental dan membudaya.

Aku terus menyusuri pantai sambil melihat-lihat kemajuan demi kemajuan yang ada di desa. Hutan yang masih asri satwa yang masih bertahan di pepohonan bakau di pinggir pantai.

Saya terus berjalan merasakan setiap benci tekanan pasir pantai yang seolah memberikan energi dari bawah kaki saya mengalir ke dalam tubuh saya.

Sinar mentari yang begitu indah yang takut temui di kota kini saya menemuinya di desa, sesekaliku alihkan pandanganku melihat beberapa nelayan desa yang siap-siap untuk pergi melaut mencari seberkas rezeki yang telah dititipkan Tuhan pada laut.

Lalu aku melanggarkan kaki menghampiri salah satu nelayan yang masih menyiapkan perkakas alat melautnya.

"Omm... Apa kabar?? Tanyaku

Iya belum sempat mendongkakkan kepalanya sebab masih sibuk dengan perkakas alat lautnya, Tak lama kemudian ia berdiri tegap dan melihat caraku.

"Ohh.... Kamu, kapan tiba dari perantauan?? Tanyanya sambil menyambutku dengan senyuman dari pipi yang tidak muda lagipadaku...

"Belum lama om baru 3 hari tibanya." Jawabku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline