Lihat ke Halaman Asli

Sultani

TERVERIFIKASI

Penulis Lepas

Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja!

Diperbarui: 16 Maret 2024   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi warga ngabuburit dengan menyaksikan pertunjukan musik (Sumber: Suara.com)

Ngabuburit di Mana? Kalau Saya Cukup Dalam Kenangan Saja!

Oleh: Sultani

Bulan Ramadan identik sekali dengan ngabuburit atau cara untuk mengisi waktu yang terasa lama saat menunggu waktu berbuka puasa. Setelah seharian berpuasa, orang-orang merasa perlu untuk melakukan aktivitas yang menyenangkan untuk mengalihkan rasa lapar dan haus sampai waktu berbuka tiba. Ngabuburit sendiri sudah menjadi kebiasaan yang populer bagi masyarakat Indonesia yang sangat menyukai kegiatan-kegiatan untuk melepas penat dan menghilangkan stres.

Bagi sebagian orang, ngabuburit merupakan hiburan atau rekreasi yang menyenangkan  setelah seharian berpuasa dan menjalani aktivitas.  Aktivitasnya sendiri seringkali dilakukan bersama teman, keluarga, atau komunitas. Pilihannya macam-macam, mulai dari sekadar jalan-jalan, nongkrong di kafe, bermain game, menonton film, atau sekadar ngumpul dan ngobrol bareng.

Sepintas ngabuburit terkesan sebagai kegiatan yang tidak produktif dan buang waktu. Pasalnya, tidak ada hal positif yang bisa dihasilkan dari aktivitas menunggu datangnya waktu bedug Maghrib bertalu. Saat ini, kegiatan ngabuburit sudah dijadikan sebagai momen untuk melakukan kegiatan positif, seperti berbagi makanan kepada yang membutuhkan atau memanfaatkan waktu untuk merenung dan berintrospeksi diri. Selain itu, ngabuburit juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi sosial dan mempererat hubungan antarindividu. Manfaat ini telah mengubah kesan ngabuburit sebagai kesempatan untuk menjalani aktivitas yang positif dan bermanfaat.

Ngabuburit Positif

Ngabuburit akan bernilai positif kepada kita tergantung bagaimana kita mengatur dan merencanakannya sebelum memasuki bulan Ramadan. Kalau rencananya sudah tertata dan matang, ngabuburit sangat berpeluang mendatangkan kebaikan. Sebaliknya, jika dilakukan tanpa perencanaan alias serabutan, ngabuburit hanya mendatangkan rasa cape dan pegal.

Karena itu, sebelum Ramadan sebaiknya sudah ada rencana untuk ngabuburit dengan kegiatan positif.  Buatlah rencana kegiatan positif yang hendak kalian lakukan selama ngabuburit. Misalnya, menetapkan target untuk membaca Quran setiap hari, mengikuti kajian agama secara rutin, atau melakukan amal kebaikan setiap minggu. Rencana positif ngabuburit ini harus bisa mendatangkan manfaat untuk diri sendiri dan masyarakat.

Pertama-tama, gunakan waktu ngabuburit untuk belajar hal-hal baru atau meningkatkan pengetahuan bagi diri sendiri. Anda bisa membaca buku-buku islami, mendengarkan ceramah agama, atau mengikuti kelas online tentang topik-topik yang diminati. Selain itu, bisa juga mengisi waktu dengan menambah skill yang bisa menunjang pekerjaan, seperti content writing, programmer, web developer, atau public speaking dan lain-lain.

Optimalkan waktu yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri, sehingga Ramadan bisa memberi nilai tambah selain pahala dari ibadah puasa. Ngabuburit yang isinya obrolan ngalor-ngidul perlahan-lahan harus ditinggalkan, diganti dengan peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan positif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline