Lihat ke Halaman Asli

Suharto MTsN 5 Jakarta

Pendidik, penulis, Guru Blogger Madrasah, motivator literasi, pegiat literasi

Hidup Tertukar: Sebuah Renungan Kehidupan agar Pandai Memilih Kepada Siapa Kita Bergaul

Diperbarui: 20 Juli 2023   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pribadi 

Hidup Tertukar: Sebuah Renungan Kehidupan Agar Pandai Memilih Kepada Siapa Kita Bergaul.

Cing Ato
#SarapanPagidenganMenulis

Al-kisah,-Suatu hari ada seekor singa betina mati setelah melahirkan. Tak ada satupun singa-singa yang mendampingi. Dalam kebingungan anak singga melihat segerombolan kambing yang sedang merumput.

Berlarilah anak singa menghampiri segerombolan kambing. Kambing tidak terlalu kaget karena yang datang hanya seekor anak singa yang sedang lucu-lucunya.

Bergabunglah anak singa dan mengikuti ke mana gerombolan kambing merumput. Seiring bergantinya waktu dan berubahnya musim, seiring itu pula anak seekor singa tumbuh menjadi singa muda yang gagah lagi tampan. Namun, ia hidup bukan sebagai seekor singa pada umumnya. Buas, pemberani dan pemangsa binatang-binatang jinak. Ia  kehilangan jati dirinya sebagai seekor singa. Ia menjadi pemakan rumput dan penakut.

Suatu hari ada seekor singa yang sedang memperhatikan gerombolan kambing. Namun, hari ini ia terperanjat dari apa yang ia lihat. Di tengah gerombolan kambing ada seekor singa muda yang sedang membersamai kambing.

Seekor singa jantan dewasa itu terus mendekati gerombolan kambing. Ia bukan mengejar segerombolan kambing. Tetapi, ia mengejar seekor singa muda. Ia ingin mengetahui kenapa seekor singa bisa seperti itu.

Seekor singa muda terdesak dan merengek agar tidak dimakan seekor singa dewasa. Seekor singa berkata"Hei, dungu. Kenapa kamu kehilangan jati diri. Kamu itu singa bukan seekor kambing."

Untuk memastikan bahwa seekor singa muda berbeda dengan kambing, seekor singa dewasa mengajaknya ke sebuah danau. Lalu seekor singa muda bercermin ke air danau yang jernih. Dari situlah dia baru tahu bahwa dirinya adalah seekor singa bukan seekor kambing. Lalu ia mengaum sekuat tenaga sebagai rasa penyesalan. Aumannya terdengar oleh segerombolan kambing. Akhirnya gerombolan kambing menjauh darinya.

Dari cerita ini tentang ketidaktahuan tentang jati diri bisa kita jadikan sebuah pembelajaran bagi kita dalam berselancar mengarungi kehidupan ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline