Lihat ke Halaman Asli

Sugiyanto Hadi Prayitno

TERVERIFIKASI

Lahir di Ampel, Boyolali, Jateng. Sarjana Publisistik UGM, lulus 1982. Pensiunan Pegawai TVRi tahun 2013.

Sajian Sehat dan #AntiRibet Saat Sahur ala Pensiunan

Diperbarui: 13 Mei 2019   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tatanan piring di meja makan

Makan-minum untuk sahur yang praktis dan sehat itu tentu yang bahannya fresh, dimasak tidak terlalu matang, ukuran dan bumbu-bumbu secukupnya, dan disajikan dalam keadaan hangat.

Resepnya bisa dari bahan dan cara memasak apa saja (rebus, goreng, panggang, bakar), penyajiannya dipercantik dengan piring-gelas dan peralatan meja makan yang memadai serta penataan yang sederhana. Waktu yang diperlukan untuk memasak harus disesuaikan dengan perhitungan waktu yang masih mungkin dipergunakan sebelum makanan-minuman dihidangkan dan disantap, dan sebelum waktu imsak menjelang.

Jumlah anggota keluarga dan selera tiap orang yang ikut santap sahur harus diperhitungkan. Tidak kurang, tetapi tidak bersisa pula. Namun, agar tidak ribet memang dibuat makanan/minuman yang dapat diterima semua. Makan-minum sahur kerap menjadi rutin saja. Rasa kekeluargaan --dengan saling tenggang dan penuh pengertian- justru yang membuat suasana santap sahur betul-betul anti ribet dan menyenangkan.

*

Membahas Ramadan selain mengenai banyak aspek ibadah dan muamalah, tak kalah menarik soal makan-minum. Sebagaimana aturan umum diluar bulan Ramadan, yaitu berhentilah sebelum kenyang, maka selama Ramadan kita kenal aturan: satu, bersegeralah berbuka (jika waktunya sudah tiba); dua, makan sahur pilihlah diakhir waktu (dekat dengan imsak).

Soal makan saja jadi ribet ya? Bersahur dalam puasa seorang muslim itu juga untk membedakan berpuasa dengan umat agama lain. Selainitu ada hikmah di balik santap sahur. sunah Nabi mengajarkan demikian. Setiap muslim akan berusaha keras mengikuti sunah Nabi sebagai salah satu bentuk kecintaan kepada beliau.

Satu lagi soal makanan, sunah Nabi menyebutkan makan-minumlah dengan yang halal dan toyib. Artinya, halal baik zat maupun cara mendapatkannya, serta baik (bermanfaat bagi tubuh).

Jadi ukuran makanan bukan enak-tidaknya saja. Bahkan terkait soal enak-tidaknya suatu makanan-minuman tidak pernah membicarakan Nabi, Sikap Nabi memakan atau meminum seuatuyang terhidang di hadapannya, atau meninggalkannya (salah satunya untuk menyatakan tidak menyukai makanan/minuman itu, apapun alasannya). Jadi, tidak menyela, tidak pula membicarakan baik-buruk, enak-tidak enak, dan seterusnya.

Bahkan sunah Nabi pula menyatakan, makanan apapun yang halal dan toyib tidak layak disebut sebagai penyebab suatu penyakit. Penyebab penyakit itu adalah makan/minum berlebihan (tidak mengikuti sunah Nabi: berhentilah sebelum kenyang).  

Jadi menilik ema bahasan hari inim yaitu: Resep sajian sehat dan #AntiRibet untuk santap sahur, maka dari sisi makanan/minuman kembali pada aturan: yang halal dan toyib. Sedangkan dari sisi perilaku manusianya, yaitu berhentilah sebelum kenyang.

*

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline