Lihat ke Halaman Asli

Cinta Dan Mati

Diperbarui: 18 Oktober 2020   02:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Cinta dan mati

aku baru sadar,
ku kira aku bisa mencintai-nya
ternyata cintaku kepada-nya akibat cintanya kepadaku.

Cinta dan mati bagiku hanyalah sebuah 2 objek , sakral memang karna dua-duanya begitu hal mistis dan misterius. Selayaknya jelangkung,datang tak di undang pulang tak di antar semuanya begitu serba tiba-tiba.

Banyak sahabat yang saya temui dan berpendapat tentang apa itu cinta Dan ternyata memang banyak yang mengetahui, tentang cinta yang tak hanya di sajikan untuk manusia saja,
Cinta. Kita hidup sebab kita cinta begitulah simplenya.

Kemarin kala sore di tepian sebuah kopian yang begitu sepi pengunjung.                                              Aku duduk dengan seorang wanita.

 Mau ku katakan dengan lantang ataupun ku pendam diam-diam tetap saja wanitaku ku sebut cinta.

Dengan rasa kepemilikan yang berbeda dengan yang lain, rasa ketenangan yang tak biasa bersanding dengan ketentraman yang tiada tara.
Ku tatap mata nan indah yang ia miliki, ku berujar dengan kata lembut, kukatakan bahwa aku mencintainya.

Iya, cinta itu tercipta atas dasar rasa ; nyaman,tentran,bahagia, kala di dekatnya tawa canda apapun itu, bahkan lucunya masalalu yang sangat mengenaskan jika di ujarkan kembali bersamanya menjadi sebuah bahan candaan yang begitu unik, begitulah yang aku rasakan
Bahkan sampai saat ini, memang ia tak begitu suka jika aku mengujarkan hal-hal masalalu karna di samping itu juga tak bisa di pungkiri tentang sebuah objek pelakunya
Tetapi ini tentang sebuah cinta dan mati bukan tentang kisah aku dan dia, apalagi tentang masalalu,sangat bukan

Cinta itu kehidupan,alasanmu makan karna kau begitu cinta akan dirimu sendiri, alasan mu beribadah karna engkau cinta penciptamu dan sebagainya
Simplenya; apapun dan bagaimanapun yang kau lakukan sebab kau mencintai

Aku berkata kepada cinta "aku tak akan mati sebelum aku menemukanmu"
Cinta menjawab "yang menemukanku tak akan pernah mati"

Ya.begulah yang mati mungkin hanyalah raga,tentang rasa sampai kapanpun tak akan pernah musnah .
Kematian bagi rasa adalah kemustahilan yang haqiqi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline