Lihat ke Halaman Asli

Suardi syamsuddin

Aparatur Sipil Negara

Runtuhnya Harapan Puma FC

Diperbarui: 3 September 2022   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama tim Puma FC sebelum bertanding (Dokpri)

Orang boleh menganggap Sabtu pagi ini mulai cerah setelah hujan reda. Tapi bagi saya, dan ratusan pendukung Puma FC di Desa Marannu, Sabtu ini adalah hari penuh rasa kecewa. Tim yang kami idolakan, terkapar di lapangan Alitta, usai ditaklukkan oleh Alfamy dalam laga semifinal Alitta Cup dengan skor menyakitkan, 2-3.

Perbincangan malam kemarin dirumahnya Manajer Ichi usai pertandingan menjadi gaduh, dan itu lebih banyak datang dari para fans perempuan yang menyiapkan makanan dan minuman untuk pemain dan official Puma FC.

Mereka sedih mendengar Puma FC tumbang, rencana untuk datang langsung melihat pertandingan final menjadi batal. Meminjan semboyan dari salah satu klub liga inggris "Kamu Tidak akan pernah jalan sendiri" sepertinya harus berubah menjadi, "Kamu Tidak Akan Pernah Sedih Sendiri"  sakit dan sedih...! Tentu saja, tapi suka atau tidak suka, kenyataan ini harus diterima.

Puma FC yang sudah diambang lolos ke final dengan satu gol cepat diawal babak pertama oleh tendangan Faisal (Labota), mendadak oleng setelah skor disamakan oleh tim lawan. Gol kedua pun kembali berhasil dilesakkan oleh pemain Alfamy yang mengubah skor menjadi 2-1.

Tetapi semangat juang para pemain Puma FC tidak kendor, gerakan dan liukan indah dari Taufik dan pemain Puma FC lainnya adalah bukti dari api semangat yang tak kunjung padam. Perjuangan itu pun membuahkan hasil setelah Gaffar menyamakan kedudukan melalui sundulan memanfaatkan tendangan sudut.

Saddang, salah satu pemain transferan Alfamy dari Kabupaten Soppeng benar-benar menjadi mimpi buruk bagi Puma FC setelah kembali mencetak gol juga melalui kepalanya. Semua pendukung termasuk saya tentu bersedih. Tak ada lagi yang mesti dibahas dari pertandingan itu.

Sebagai fans, saya harus mengakui bahwa dewi keberuntungan lebih berpihak pada lawan, termasuk sedikit keberpihakan wasit. Tak mungkin kekalahan itu mau dilaporkan ke Komnas HAM atau digugat di MK.

Begitulah hidup, tidak semua yang kita inginkan bisa terwujud. Faisal dkk sudah berusaha semampu yang mereka bisa lakukan, tapi hasilnya tidak sesuai ekspektasi mereka. Impian bersama untuk kembali menjadi juara kini pupus.

Sebuah kompetisi, entah itu di pertandingan olahraga atau yang lainnya, opsinya memang hanya dua. Kalah atau menang. Yang terpenting adalah bagaimana menerima kekalahan itu dengan kepala tegak bak seorang ksatria.

Tetap semangat anak muda...!!!
Puma FC tetap jaya....!!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline