Lihat ke Halaman Asli

stevania camelia

Undergraduate student of Arabic Literature at University Indonesia

Resensi Serial Komedi: Crashing Eid

Diperbarui: 19 Desember 2023   09:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: rottentomatoes.com

Judul film : Crashing Eid 

Genre : Drama, Komedi 

Sutradara : Said Zagha

Tanggal rilis : 15 November 2023 

Jumlah Episode :

Pemeran : Summer Shesha ( Razan), Hamzah Haq (Sameer), Bateel Qamlo (Lamar), dan Yasir Alsaggaf (Sofyan).

Arab Saudi merilis serial komedi terbaru yang berjudul Crashing Eid, serial ini mengeksplorasi dinamika cinta, konflik dalam lingkup keluarga dan sosial, perbedaan budaya, dan norma-norma sosial. Fakta dan isu yang disajikan berdampingan dengan komedi yang menyenangkan namun memiliki makna tersirat didalamnya. 

Crashing Eid menceritakan kisah seorang wanita bernama Razan yang sudah bercerai dan memiliki seorang anak bernama Lamar. Razan memutuskan untuk bertunangan dan menikah kembali dengan seorang Pria yang ia temui di London yaitu Sameer. Namun pernikahan mereka terhambat karena tidak mendapatkan persetujuan dari kedua belah pihak Orang tua yang disebabkan oleh adanya perbedaan Latar Belakang Sosial dan Budaya antara Razan, seorang muslim keturunan Arab Saudi, dan Sameer, seorang muslim keturunan pakistan. Hal itu yang yang menjadi tantangan Razan dan Sameer untuk mendapatkan restu kedua orang tuanya.

Setiap episode yang ditampilkan memuat banyak fakta budaya dan isu sosial yang terjadi di negara arab saudi, yang mencakup rasisme dan peran gender. tercermin secara eksplisit pesan yang disampaikan mengenai adanya globalisasi budaya barat yang terlihat jelas pada kehidupan razan karena ia tinggal di london. Hal ini di tampilkan pada episode pertama dimana Razan yang seharusnya dilamar oleh sameer, namun melakukan hal yang sebaliknya dan Sameer memiliki keraguan untuk bertunangan dengan razan karena adanya perbedaan Latar belakang. Hal serupa ditampilkan saat perjalanan Saamer menyusul Razan ke Arab Saudi, pembicaraan Sameer dengan seorang supir taksi secara tersirat memiliki unsur rasisme akibat adanya perbedaan latar belakang Sameer. 

Pengembangan cerita dasar yaitu upaya Razan dan Sameer dalam mendapatkan persetujuan dari kedua orang tua, diintegrasikan dengan tema dan alur secara harmonis dan didampingi dengan adegan komedi yang menyenangkan.  Namun terdapat banyak kekosongan dalam alur cerita di setiap episode. Meskipun beberapa di antaranya tidak berdampak pada perkembangan cerita berikutnya, tetapi hal itu membuat penonton bertanya-tanya. kecenderungan alur yang santai dan kurangnya ekspresi emosional membuat beberapa adegan terasa monoton dan kurang menarik bagi penonton.

Kebudayaan-kebudayaan muslim arab saudi sangat di tonjolkan pada serial ini, yang ditampilkan pada adegan iftar yang dimana mereka membagi 2 tempat makan menggunakan pembatas untuk memisahkan perempuan dan lelaki yang bukan muhrim. pemakaian gamis dan abaya sudah menjadi pakaian sehari-hari sehingga Razan dan Lamar yang cara berpakaiannya sudah tercampur dengan cara berpakaian budaya barat dianggap tidak wajar dan tabu. hal serupa juga di tunjukan pada adegan Hasan membeli kembang api untuk memenuhi keinginan Lamar, yang ternyata kembang api di daerah arab saudi menjadi suatu barang yang tidak dipasarkan dan dianggap ilegal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline