Lihat ke Halaman Asli

Stefan Sikone

Mengajar di SMAN 1 Tengaran - Kab. Semarang dan Entreprenuer Bisnis Online

Generasi Z dan Eksistensi NFT

Diperbarui: 29 Juni 2022   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi NFT(Marketwatch via KOMPAS.com)

Generasi Z--dikenal sebagai Zoomer, kelompok usia yang lahir antara 1995 dan 2010. Mereka lahir ketika internet sudah menjadi konsumsi hampir seluruh masyarakat. Mereka tumbuh besar secara online sejak awal, mereka telah terpapar internet, jaringan sosial, dan sistem seluler.

Generasi Z sesungguhnya penduduk asli digital. Konteks ini telah menghasilkan generasi hiperkognitif yang sangat nyaman dengan perpaduan dan referensi silang banyak sumber informasi dengan mengintegrasikan pengalaman virtual, (Tracy Francis dan Fernanda Hoefel, 2022., true generation Z and its implications for company dipublikasi di sini).

Generasi Z adalah saksi, bahkan menjadi pelaku transaksi bitcoin, cryptocurreny crypto pertama yang dibuat tahun 2009.

Terkini, pada tahun 2021 muncullah NFT (Non-Fungible Token) menandai tahap baru bisnis online. NFT, platform untuk koleksi aset digital karya seni seperti game, foto, video, musik atau barang berharga dan unik yang tidak dapat diganti. NFT yang sekarang melalui proses panjang sejak pertama kali dicetak oleh Kevin McCoy pada tahun 2014.

Keberadaan NFT sangat viral, trending di masyarakat. Masyarakat Indonesia misalnya dihebohkan oleh sosok Ghozali yang berhasil mendapat uang hingga miliaran rupiah. Volume perdagangan NFT benar-benar “naik daun”.

Namun, pada akhir Maret 2022 volume pasar mingguan NFT kini telah turun ke nilai terendah sejak Juli 2021 (laporan bulan Maret 2022). Pertanyaannya adalah apakah NFT memudar?

Orawan Limnalong, founder MUS Labs berbasis di Singapura menulis, “Alih-alih mode yang akan cepat memudar, seperti yang diantisipasi banyak orang, saya melihat NFT sebagai tren yang akan tetap ada,” katanya.

Lebih lanjut, ia mendasarkan tulisannya pada pendapat Seth Godin: “Sebuah tren memperoleh kekuatan dari waktu ke waktu, karena itu bukan hanya bagian dari momen, tetapi juga sebagai alat (tools), sekaligus bridge (penghubung) yang akan menjadi lebih berharga ketika orang lain berkomitmen untuk terlibat di dalamnya. 

McKinsey mengidentifikasi beberapa keyakinan inti tentang generasi Z sebagai penduduk asli digital, lebih menyukai budaya co-creator dan sangat termotivasi untuk membuat ruang yang lebih inklusif (Why Gen Z May Prove NFTs To Be More Than Just Hype Culture di forbes.com, 13 April 2022).

Asli Digital dan Aset Virtual

Generasi Z yang tidak pernah offline ini merupakan kelompok nyaman secara bawaan di dunia virtual, memiliki banyak implikasi seperti mengubah konsep identitas dan akses.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline